Derap Langkah Kasno dan Komunitas Mangrove Semarang, Jaga Pesisir Semarang dari Gempuran Abrasi

Melalui kegiatan tersebut dia sadar betapa pentingnya alam yang menjadi sandaran hidup manusia dan seluruh makhluk Tuhan.

Tribun Solo / Istimewa
PEDULI LINGKUNGAN. Kasno, pria paruh baya berbadan tegap warga Wonodri Sendang, Kota Semarang adalah salah satu penggerak Komunitas Mangrove Semarang yang konsisten melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai di Kota Semarang dan sekitarnya. 

TRIBUNSOLO.COM - Kasno, pria paruh baya berbadan tegap warga Wonodri Sendang, Kota Semarang adalah salah satu penggerak Komunitas Mangrove Semarang yang konsisten melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai di Kota Semarang dan sekitarnya.

Pria pecinta alam ini awalnya berangkat dari kecintaannya pada aktivitas mendaki gunung.

Baca juga: Bantuan Pembibitan Mangrove dari PLN Peduli, Upaya Nyata Pulihkan Ekosistem Pantai Utara

Melalui kegiatan tersebut dia sadar betapa pentingnya alam yang menjadi sandaran hidup manusia dan seluruh makhluk Tuhan.

Ketika turun dan menjelajah wilayah pesisir, dia sadar ternyata pesisir pantai di wilayah Semarang ini telah rusak oleh sampah dan gempuran abrasi. Garis pantai lambat laun makin mendesak daratan dan makin menggerus wilayah daratan.

Dari situlah sejak tahun 2019 hatinya terketuk untuk secara total terjun menanam mangrove bersama Komunitas Semarang Mangrove.

"Awalnya saya lihat biasa-biasa saja, ternyata hutan mangrove ini salah satu penghasil oksigen yang sangat besar. Sebanyak 40 persen hutan mangrove ini menyumbang oksigen ke daratan maka saya fokus sekali untuk mengembangkan mangrove ini", ungkapnya.

Dalam upayanya untuk menggalakkan mangrove ini tentunya tidak semulus yang Kasno kira. Tantangan terbesarnya adalah sampah dan kesadaran warga yang menurutnya masih kurang.

Mangrove tidak bisa hidup dalam tumpukan sampah karena sampah dapat merusak dan mematikan mangrove melalui beberapa cara. Sampah menghambat pernafasan akar (pneumatofora) dan fotosintetis, menghambat sirkulasi air dan udara, serta mencemari tanah dan air sehingga membahayakan kehidupan mangrove secara fisik dan kimia. 

Selain itu menurut Kasno, kesadaran warga masih sangatlah kurang.

"Kami sering menanam mangrove di wilayah Pantai Tirang ini, namun selama ini upaya yang kami lakukan dampaknya belum terasa, bahkan dari masyarakat sekitar pun banyak yang belum tergerak untuk berpartisipasi", pungkasnya.

PEDULI LINGKUNGAN. Kasno, pria paruh baya berbadan tegap warga Wonodri Sendang, Kota Semarang adalah salah satu penggerak Komunitas Mangrove Semarang yang konsisten melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai di Kota Semarang dan sekitarnya.
PEDULI LINGKUNGAN. Kasno, pria paruh baya berbadan tegap warga Wonodri Sendang, Kota Semarang adalah salah satu penggerak Komunitas Mangrove Semarang yang konsisten melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai di Kota Semarang dan sekitarnya. (Tribun Solo / Istimewa)

Kasno memiliki impian seandainya per keluarga dapat menanam 25 pohon setahun sekali baik di gunung maupun pesisir, dia berpikir ekosistem akan sangat aman.

"Dari bibit yang sekecil ini, nantinya manfaatnya akan menjadi sangat luar biasa untuk lingkungan. Selama ini saya mengidolakan hutan di gunung yang asri, ternyata manfaat mangrove lebih luar biasa", jelas Kasno dengan semangat.

Baca juga: GKR Bendara Kunjungi Sekolah Sungai Siluk: PLN Dorong Literasi dan Kesehatan Masyarakat

Pada Kamis (9/10) siang yang sangat terik itu, Kasno bersama ratusan relawan melaksanakan kegiatan penanaman mangrove dan bersih-bersih Pantai Tirang, Kota Semarang. Sebanyak 72.400 batang pohon mangrove ditanam pada lahan seluas 20,2 hektar di Pantai Tirang, Kota Semarang, dan Desa Betahwalang, Kabupaten Demak. Kegiatan ini menjadi upaya nyata menjaga ekosistem pesisir dari ancaman abrasi dan banjir rob.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY, Bramantyo Anggun Pambudi, menjelaskan bahwa rehabilitasi mangrove menjadi bagian dari komitmen PLN dalam menjalankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

“Mangrove bukan hanya benteng alami dari abrasi dan rob, tetapi juga sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir. Melalui program ini, kami ingin berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem laut sekaligus mendorong kesejahteraan warga sekitar,” ujar Bramantyo.

Bramantyo menambahkan, program ini juga sejalan dengan upaya PLN untuk mendukung target Net Zero Emissions (NZE) 2060 melalui perluasan area hijau dan peningkatan penyerapan karbon.

(*/ADV)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved