Indikator Sebab Anak 'Stunting' 30 Persen dari Kesehatan, 70 Persen dari Lingkungan & Kondisi Sosial

Penulis: Garudea Prabawati
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jusuf Kalla saat berkunjung ke Posyandu Balita Permata Bunda, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (12/3/2018).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Garudea Prabawati

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta mendata jumlah anak yang mengalami Stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis di Kota Solo sebanyak 495 anak.

"Jumlah tersebu 3,2 persen dari total jumlah anak di Kota Solo ini," terang Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih kepada wartawan saat ditemui di Posyandu Balita Permata Bunda, dalam rangka kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (12/3/2018).

Mengetahui total jumlah anak di Kota Bengawan sebanyak 15.191 orang.

Siti mengungkapkan kondisi tersebut menjadi konsentrasi tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) untuk mengentaskannya.

Baca: Ini Alasan UNS Solo Beri Penghargaan Bidang Sosial ke Wapres Jusuf Kalla

Adanya kondisi Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi di dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, atau dalam 1.000 hari pertama kehidupan.

Terkait indikator penyebab anak stunting dari segi kesehatan, lanjut Siti prosentase hanya 30 persen.

"70 persen indikator penyebab dari sektor lingkungan seperti sanitasi, kondisi pemukiman, dan juga kondisi sosial yakni kemiskinan," terangnya.

Baca: Video: Coba Dua Trik Mudah Kupas Kulit Jeruk Ini, Siapkan Pisau dan Sendok!

Sebagai upaya pengentasan anak stunting, setiap satu bulan sekali dilakukan pengecekan perkembangan anak di tiap-tiap lembaga kesehatan masing-masing, seperti Posyandu.

"Selain itu juga diberikan edukasi terhadap ibu, sehingga penanganannya akan optimal," tutupnya. (*)

Berita Terkini