Laporan Wartawan TribunSolo.com, Efrem Siregar
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Lebaran adalah momen keakraban, silaturahmi, dan saling memaafkan bersama sanak keluarga di kampung halaman.
Di balik ini semua, ada beberapa orang yang meluangkan waktu mereka untuk memastikan terjaganya keamanan lingkungan dan arus lalu lintas selama Lebaran 2018.
Maryono adalah satu dari sekian relawan di Karanganyar yang ikut membantu aparat Polres Karanganyar dalam memantau arus mudik dan balik Lebaran 2018.
Dia bergabung dalam Karanganyar Emergency dan berposisi sebagai pengendali operasional di Pos Pelayanan (Posyan) Sroyo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah.
Baca: Hari Ini Diprediksi Jadi Puncak Arus Balik di Bandara Adisutjipto Yogyakarta
Dia dan rekan-rekannya mulai bertugas sejak 11 Juni 2018 atau H-4 Lebaran hingga H+4 Lebaran, Rabu (20/6/2018).
Beberapa tugas itu adalah pantauan kondisi arus lalu lintas di sekitar pertigaan Sroyo yang merupakan penghubung jalur utama Solo dan Ngawi, Jawa Timur, mendirikan tenda rest area dan siap siaga manakala ada kecelakaan atau bencana di wilayah Karanganyar selama 24 jam penuh.
Untuk Lebaran tahun ini, Karanganyar Emergency menurunkan setengah regu beranggotakan lima orang.
“Kita juga ikut mengamankan perlintasan kereta tanpa palang dengan memberi rambu-rambu imbaun di tujuh titik sepanjang Kebakkramat sampai Jaten,” kata Muryono kepada TribunSolo.com.
Baca: Sejumlah Pemudik Motor Gratis di Terminal Tirtonadi Solo Diminta Tunggu Slot Kosong
Tahun 2017 lalu, Muryono pun turut terlibat dalam pengamanan Lebaran.
Ternyata, kondisi arus lalu lintas kendaraan dalam dua tahun terakhir mempunyai perberbedaan cukup signifikan, terutama di pertigaan Sroyo.
Tahun lalu, sejauh pengamatannya, arus kendaraan kerap terlihat padat sejak arus mudik hingga balik di pertigaan yang menjadi penghubung Solo dan Surabaya itu.
Sekarang kondisi jalanan terlihat lengang dan lancar. Tidak ada penumpukkan berarti, kecuali ketika lampu lalu lintas di pertigaan tersebut padam selama dua hari lalu.
Baca: Cetak Satu Gol untuk Mesir, Mohamed Salah Sukses Jaga Tradisi Top Scorer Liga Inggris
“Setiap sore lampu APILL sempat padam. Kalau padam seperti itu, kita repot karena pertigaan menjadi sedikit krodit, terutama untuk jalur dari arah Surabaya” terangnya.
Namun, arus kendaraan masih satu hal yang mereka kerjakan.
Saat terjadi kebakaran di lahan kosong di Gondangrejo pada Sabtu (16/6/2018), relawan Karanganyar Emergency turut menindaklanjuti ke TKP.
Sebagai relawan, mereka tentunya tidak mendapat upah atau imbalah atas jerih payah ini.
Baca: Produk Fashion di Toko Retail di Solo Laris Diburu Masyarakat pada Ramadan 2018
Maryono bahkan mengaku, segala perlengkapan dan persiapan selama menjadi relawan disediakan secara swadaya atau mandiri.
Di kala senggang, mereka berkumpul di tenda pos untuk sekadar tidur atau merebahkan badan di atas ayunan pohon.
Maryono pun menunjukkan segelas kopi yang ada di hadapannya.
Menyeruput kopi pun menjadi rutinitas di sana.
Baca: Pemkot Solo Siapkan Tim untuk Cek Kehadiran ASN di Hari Pertama Masuk Usai Libur Lebaran 2018
Kebetulan juga Lebaran tahun ini bertepatan dengan Piala Dunia 2018.
Hiburan mereka bertambah untuk melepas suntuk.
Mereka pun terlihat antusias menyaksikan perhelatan empat tahunan itu dari layar televisi di Posyan.
Namun, kemarin, Selasa (19/6/2018) mereka mesti mengurungkan niat menonton pertandingan lanjutan Piala Dunia.
Baca: M Iriawan Minta Ketua KPU yang Susah Diajak Koordinasi Pilkada Jabar Dilaporkan
Mereka mendapat laporan terbakarnya hutan pinus di lereng utara Gunung Lawu, Jenawi, Karanganyar, dan tim pun harus bergeser ke lokasi yang berjarak sekitar 36 km dari Posyan Sroyo.
“Kita sudah terbiasa responsif, manakala ada laporan itu sudah termasuk dalam bagian operasional,” katanya. (*)