Pilpres 2019

Fahri Hamzah Usul Debat Capres Nanti Ada Materi tentang Soekarno: Tapi Jangan Pakai Contekan

Penulis: Hanang Yuwono
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Fahri Hamzah dan Soekarno

TRIBUNSOLO.COM -- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, mengusulkan jika Debat Pilpres 2019 mendatang membahas tema tentang Soekarno.

Hal itu diungkapkan Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, Selasa (8/1/2018), sebagai tanggapan atas pidato Megawati Soekarnoputri.

Megawati diketahui sempat membahas tentang sikap politik Ir Soekarno.

Fahri Hamzah pun tertarik tema De Soekarnoisasi menjadi masukan bagi KPU agar menjadi salah satu topik pembahasan Capres Cawapres 2019 peserta debat.

"Mendengar ceramah Ibu Mega kemarin tentang “#DeSukarnoisasi” rasanya penting dalam debat nanti ada materi khusus tentang pemahaman kedua #Capres2019 yaitu @jokowi dan @prabowo tentang presiden RI yang pertama itu.

Ayo @KPU_ID tindak lanjut. Jadikan ini materi wajib," tulis Fahri Hamzah lewat akun @fahrihamzah.

Setidaknya, Fahri Hamzah memiliki sejumlah alasan mengapa para capres cawapres mesti menguasai materi tentang Soekarno.

Sebab perlu kecerdasan untuk memahami sikap politik Soekarno.

"Sukarno, proklamator itu memang manusia sejarah yang sulit dimengerti termasuk oleh pengagum-nya sendiri."

"Memahami Sukarno memerlukan tingkat kecerdasan tertentu dalam membaca sejarah kita. Masa pergerakan, kemerdekaan hingga orde lama tumbang. #DeSukarnoisasi," tulis Fahri Hamzah.

Tapi Fahri Hamzah menyarankan ada aturan dari KPU.

Yaitu Capres dan Cawapres tak boleh menggunaka contekan.

Sebab, Fahri ingin mengetahui capres mana yang benar-benar menguasai materi lewat buku atau referensi terpercaya.

"Tapi saya tidak rela kalau tema ini dibahas pakai “kerpean” atau contekan. Dia harus merupakan hasil pikiran yang orisinal #Capres2019 .

Saya pengen tahu mana dari capres ini yang baca INDONESIA menggugat. Paling tidak penuturan Bung Karno kepada Cindy Adam. #DeSukarnoisasi," tulis Fahri Hamzah.

Selain Soekarno, ada beberapa tokoh yang mestinya dipelajari capres dan cawapres untuk memahami sejarah bangsa dari kacamata para tokoh.

"Saya merasa kita perlu tuntaskan beban sejarah. Caranya dimulai dari membaca. Menurut saya membaca Sukarno, Hatta, Syahrir , Natsir, Baswedan, Maramis, dll adalah wajib bagi kita. Apalagi yang mau jadi presiden kita. Maka kita mulai dari Sukarno. Ayo @KPU_ID," cuit Fahri.

Dalam cuitan selanjutnya, Fahri Hamzah pun berharap Debat Pilpres 2019 mendatang bisa berlangsung seru.

"Semoga lahir perdebatan seru antara #capres2019 tentang pendiri bangsa, agar kegundahan soal #DeSukarnoisasi atau #DeIslamisasi dapat kita akhiri. Anak cucu kita Harus berhenti mewarisi konflik ideologi. Kita mau hidup membangun negeri. Ayok @KPU_ID kamu bisa!," harap Fahri.

Sebelumnya, Fahri Hamzah juga mengkritisi kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang batal memfasilitasi sosialisasi visi misi Calon Presiden 2019.

Hal itu menanggapi pernyataan Ketua KPU, Arief Budiman, yang memastikan pihaknya tak akan memfasilitasi sosialisasi visi-misi jelang debat perdana Pilpres 2019 yang awalnya dijadwalkan 9 Januari 2019.

Dikutip dari Kompas.com, keputusan KPU diambil berdasar kesepakatan antara KPU dengan tim kampanye pasangan calon melalui rapat bersama yang digelar pada Jumat (4/1/2019) malam.

KPU menjelaskan, sosialisasi tetap akan dilakukan, tetapi oleh masing-masing tim kampanye.

"Sosialisasi visi-misi tadi malam juga sudah diputuskan, silakan dilaksanakan sendiri-sendiri tempat dan waktu yang mereka tentukan sendiri. Jadi, tidak lagi difasilitasi oleh KPU," kata Ketua KPU Arief Budiman saat ditemui di Hotel Mandarin, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).

Dalam hal ini, tim kampanye juga dibebaskan dalam hal jumlah pelaksanaan sosialisasi visi misi pasangan capres-cawapresnya.

Keputusan ini diambil karena KPU kesulitan jika harus memfasilitasi keinginan kedua tim kampanye yang berbeda-beda.

Rupanya kebijakan KPU ini ditentang oleh sejumlah pihak.

Fahri Hamzah bahkan sampai membuat kultwit pada Senin (7/1/2019) untuk mengkritisi KPU.

Pada cuitan pertama, Fahri Hamzah menyebut hal konyol jika Debat Pilpres 2019 tak disertai adanya sosialisasi Visi Misi Capres.

Ia bahkan terang-terangan menyebut Pilpres 2019 tak ubahnya seperti sirkus mahal.

"Sebab itu tanpa #VisiMisiCapres maka pemilu presiden 2019 hanya sirkus mahal. 25 trilyun hanya untuk cerdas cermat dengan soal yang sudah dibocorkan. Terlalu! #PengamatPemilu2019," tulis Fahri Hamzah lewat akun @Fahrihamzah. (*)

Berita Terkini