TRIBUNSOLO.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah berkomentar terkait pernyataan cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin saat debat Pilpres, Minggu (17/3/2019) lalu.
Fahri Hamzah menyoroti pernyataan Ma'ruf Amin tentang "10 Years Challenge".
Hal itu disampaikannya melalui akun Twitter @Fahrihamzah, Selasa (19/3/2019).
Awalnya, Fahri Hamzah menanggapi sebuah artikel dari laman media.
Artikel tersebut berjudul 'Santri Harus Siap Menghadapi "10 Years Challenge".
• Fahri Hamzah Kaitkan Kasus Ahok BTP atas Dipilihnya Maruf Amin sebagai Cawapres Pendamping Jokowi
Menanggapi hal itu, Fahri menyebut istilah yang disampaikan pasangan capres 01 Joko Widodo tiba-tiba saja muncul saat debat.
Fahri Hamzah lantas menyamakannya dengan revolusi mental dan poros maritim yang sempat muncul.
Menurutnya, istilah tersebut tidak akan bertahan lama dan akan hilang setelah Pilpres 2019.
"Istilah yg tiba2 muncul...kayak revolusi mental dan poros maritim..tiba2 hilang habis Pilpres....," tulis Fahri Hamzah, Selasa (19/3/2019).
Istilah "10 Years Challenge" merupakan salah satu yang paling mencolok saat debat ketiga Pilpres.
Saat itu, Ma'ruf berulang kali menyebutkan istilah itu.
Ma'ruf menggunakan istilah yang sempat populer pada Januari 2019 ini untuk menyinggung soal riset yang penting dalam perubahan 10 tahun mendatang.
Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menilai Ma'ruf cukup bisa mengambil momentum, seperti dilansir TribunSolo.com dari Kompas.com.
• Fahri Hamzah: Maruf Amin Dipilih Jokowi untuk Elektabilitas, Sandiaga Dipilih Prabowo untuk Bekerja
Hal itu sekaligus membalikkan anggapan publik terhadap kemampuannya.
"Pak Ma'ruf menurut saya bisa membalikkan keadaan, membuktikan bahwa dia mampu. Membuktikan bahwa apa yang dianggap orang selama ini tidak benar soal kemampuannya," kata Arya.
Sementara itu, Arya menilai, Sandiaga Uno tampil lebih tenang pada debat ketiga.
Menurut dia, Sandiaga memiliki kecenderungan untuk mengaitkan semua tema dengan isu ekonomi.
Misalnya, tema pendidikan yang dinilai Sandiaga ada ketidaksinkronan antara kurikulum dan kebutuhan dunia usaha.
Meski demikian, penampilan Sandiaga yang paling mengentak adalah pada bagian akhir debat.
• Ratna Sarumpaet akan Kembali Ajukan Tahanan Kota, Fahri Hamzah Bakal Jadi Penjamin
Arya merujuk pada kebijakan integrasi satu kartu dengan KTP elektronik yang dicetuskan Sandiaga.
Menurut Arya, pernyataan itu membuat masyarakat terenyak sebab seolah mementahkan program berbasis kartu yang ditawarkan petahana.
"Sandi mampu mengambil momentum di akhir dengan membuat orang terenyak. 'Benar juga nih, kenapa KTP tidak dimanfaatkan'. Orang berpikir itu," kata Arya.
(*)