Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Beredarnya foto viral kwitansi taruhan Pilpres 2019 dengan mobil Honda CRV Prestige berwarna merah setara setengah miliar rupiah ditanggapi oleh Komunitas Srikandi Indonesia (KSI).
Ketua Umum DPP KSI, Yanti Rukmana mengatakan, apa yang dilakukan oleh kedua orang yang belum diketahui identitasnya meskipun tertulis penandatanganan Kwitansi di Solo itu, adalah tidak bijak.
"Tidak bijak," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/4/2019).
• Viral, Kwitansi Taruhan Pilpres 2019 Emak-emak 01 dan 02 di Solo dengan Mobil Honda CRV Prestige
Lebih lanjut dia menjelaskan, bawah ada orang bernama Serly Marlina yang mengaku sebagai pendukung capres dan cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf tersebut, tidak terdaftar dalam tubuh relawan.
"Di relawan tidak ada, tidak kenal," jelasnya.
Harusnya lanjut dia, jangan sampai orang yang mengaku pendukung kedua capres dan cawapres itu melakukan perbuatan yang tidak baik tersebut.
"Jelas tidak baik gitu," ungkapnya.
"Tidak hanya salah satu akan sakit hati karena kalah, tetapi bukan contoh bagus," aku dia menegaskan.
• Hasil Sementara Situng KPU Data 4,63 Persen: Jokowi-Maruf Unggul 54,89 persen Suara
Sebelumnya, warga Solo digemparkan foto viral kwitansi taruhan Pilpres 2019 dengan mobil Honda CRV Prestige warga merah setara setengah miliar rupiah.
Dari penelusuran TribunSolo.com, foto kwitansi itu terlihat jelas dilakukan emak-emak pendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) dan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno (Prabowo-Sandi).
Kwitansi itu dibuat pada Selasa, 16 April 2019 yang dibuat atas nama emak-emak 01, Sherly Marlina dan emak-emak 02, Intan Purnama.
Yakni keduanya menuliskan untuk pembayaran taruhan barang berupa satu unit mobil Honda CRV Prestige warna merah tahun 2019 lengkap dengan STNK dan BPKB.
Tidak tanggung-tanggung dalam foto itu juga terlihat kunci mobil dan BPKB, sehingga bagi pemenang akan menerima barang setelah ada keputusan resmi KPU Pusat.
Keduanya pun lantas menandatangani kwintansi bermatrai Rp 6.000.