Hanya orang-orang penting yang diperbolehkan masuk ke sana.
Tempat ini juga mempunyai keistimewaan tersendiri, yakni disebut sebagai satu kawasan yang mustajab untuk berdoa.
Mendengar permintaan si tukang sapu, para pengurus Masjidil Haram mengabulkan permintaan tersebut.
Saat itu juga, pintu pembatas Hijr-Ismail dibuka.
Si tukang sapu diizinkan masuk dan sholat di sana.
Lalu pintu ditutup kembali, sehingga si tukang sapu itu pun bisa berdoa sendirian di sana.
Mengangkat cerita ini, Bilal Philips terharu, dan menyebut, bagi sedikit orang di dunia, ada hal yang jauh lebih berharga dari uang.
"Allah menyebut orang-orang seperti mereka, sebagai mereka yang merelakan harta demi kehidupan di akhirat kelak," tulis Dr Bilal Philips. (*)