Ali Mochtar Geram Dituduh Kafir dan Disuruh Sahadat Ulang karena Dukung Jokowi: Di Mana Logikanya?

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ali Mochtar Ngabalin saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).

"Karena orang menggunakan ayat, menggunakan agama dalam menciderai orang lain."

Padahal menurut Ngabalin, politisi yang bersaing dalam Pilpres 2019 adalah sama-sama orang yang beragama Islam.

"Sementara Jokowi itu seorang mukmin, wakilnya seorang ulama."

"Prabowo orang Islam, Pak Sandi juga orang Islam."

"Tapi yang dipakai untuk menghantam dan membatat Jokowi itu adalah dengan narasi-narasi agama," kata Ngabalin.

Ngabalin juga mengaku disuruh bersahadat ulang gara-gara mendukung Jokowi.

"Orang saya disuruh bersahadat ulang kok."

"Saya dituduh-tuduh kafir karena mendukung Jokowi, di mana logikanya?"

"Kok kayak ente percaya Nabi yang mana, Quran mana, dan Hadits mana yang kau pelajari?"

"Seperti ente jatuh dari langit turun dan tidak punya dosa, boro-boro bicara tentang amalan," ujar Ngabalin kesal.

Simak videonya di bawah ini.

Komentar Ngabalin soal Rizieq Shihab

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara terkait wacana rekonsiliasi bisa dilakukan jika pemerintah memulangkan Ketua Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.

Melalui acara 'Primetime News' di Metro TV, Ali Ngabalin menyatakan bahwa rekonsiliasi antar kedua calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto memang perlu dilakukan, Sabtu (6/7/2019).

Namun demikian, ia menegaskan jika rekonsiliasi tidak bisa dibarter dengan kepentingan penegakkan hukum.

Halaman
1234

Berita Terkini