TRIBUNSOLO.COM, SURABAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar masih meneliti penyebab keracunan massal di Jalan Kurma, Kelurahan/Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Hasil analisa sementara Dinkes, nasi rawon yang disajikan di acara yasinan itu paling berisiko terkontaminasi bakteri.
"Dari hasil yang sudah direkap, bisa disimpulkan sementara, nasi rawon 2,8 persen berisiko dari makanan lain yang disajikan di acara itu dan kemungkinan terkontaminasi bakteri salmonella," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Blitar, Didik Jumianto, Rabu (7/8/2019).
Kesimpulan itu diperoleh setelah Dinkes mewawancarai semua korban keracunan.
Dinkes mendata satu per satu jenis hidangan yang dimakan dan minum para korban di acara itu.
• Polisi Pastikan Empat Tersangka Narkoba yang Diamankan di Trenggalek Tak Ada Kaitan dengan Nunung
"Itu masih kesimpulan sementara."
"Untuk pastinya, kami tetap menunggu hasil uji laboratorium," ujar Didik.
Dinkes sudah mengambil beberapa sampel dari rumah penyelenggara acara yasinan untuk diuji laboratorium.
Sejumlah sampel yang diambil untuk diuji laboratorium, yaitu, kuah rawon, air sumur, dan feses korban.
"Hasil uji laboratoriumnya paling cepat keluar sekitar seminggu," ujarnya.
• PDI-P Prediksi Pemilu 2024 Bakal Didominasi Anak Muda, Mereka Ingin Jadi Parpol Modern
Hasil pendataan Dinkes, jumlah total warga yang mengalami keracunan sebanyak 38 orang.
Dari total itu, sebanyak 11 orang menjalani rawat inap dan selebihnya 27 orang menjalani rawat jalan.
"Untuk yang rawat inap kami belum mengupdate lagi datanya."
"Informasinya, kemarin sudah ada beberapa yang diperbolehkan pulang," ungkapnya.
Plt Wali Kota Blitar, Santoso, menambahkan para korban keracunan sudah mendapat perawatan medis.
• Malaysia ke Final Piala AFF U-15 2019 Usai Kalahkan Vietnam, Tunggu Hasil Thailand vs Indonesia
Menurutnya, Dinkes sudah mendata para korban keracunan.
"Kalau berdasarkan penjelasan kepala Dinkes, dugaan penyebab keracunan dari daging di masakan rawon. Tapi, sekarang masih diteliti," imbuh Santoso.
Dikatakannya, kejadian keracunan itu tidak ada unsur kesengajaan.
Pemilik hajatan tidak punya niat menyajikan makanan yang dapat membahayakan warga.
"Kasihan pemilik rumah yang menggelar acara yasinan. Itu tidak ada unsur kesengajaan," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga Jalan Kurma, Kelurahan/Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, diduga keracunan setelah menyantap rawon di acara yasinan di rumah tetangga.
Sejumlah warga mengalami mual, pusing, diare dan dibawa ke rumah sakit, Sabtu (3/8/2019). (Samsul Hadi)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Warga Blitar Keracunan Rawon, Dugaan Sementara Dinkes Karena Terkontaminasi Bakteri Salmonella