TRIBUNNEWS.COM - Malindo Air, maskapai yang berada di bawah naungan Lion Group Indonesia, mengalami kebocoran data jutaan penumpang mereka.
Adapun data tersebut meliputi data pribadi dari penumpang Malindo, termasuk data paspor, alamat rumah, sampai nomor ponsel.
• Viral Seorang Ibu Gendong Jenazah Bayi di Cilincing, Jenazah Dibungkus Kain Hitam
• Pilu Kisah Hidup Wanita Pengangguran Asal Malaysia Ini, Sudah Tertipu Terlilit Hutang Pula
Dilansir South China Morning Post, CEO Malindo Air, Chandran Rama Muthy mengonfirmasi kabar ini.
Menurut Chandran Rama Muthy, pihaknya tengah menyelidiki kasus ini dan telah menghubungi Komisi Multimedia dan Komunikasi Malaysia (MCMC).
"Kami mengetahui ada kebocoran pada pekan lalu. Kami dan pihak ketiga yang kami tunjuk, sampai sekarang masih memeriksa hal ini, dan secepatnya kami akan kabari perkembangannya," ujar Chandran, dikutip dari scmp.com.
"Kami akan memberi petunjuk pada penumpang setelah penyelidikan tuntas," ujar Chandran.
Dari wawancaranya bersama SCMP, Chandran mengaku belum tahu berapa persisnya data penumpang yang bocor.
Chandran mengatakan, Malindo Air akan menyewa perusahaan cybersecurity untuk melakukan forensik soal penyebab kebocoran data.
"Ini tindak pelanggaran yang serius," ujar Chandran.
Awalnya, file data penumpang Thai Lion Air dan Malindo Air, diunggah di Amazon, sebuah cloud yang bisa diakses oleh publik.
File berjudul “Passenger Details” dan “Passengers” itu, berisi data-data penumpang yang semestinya bersifat pribadi.
Adapun data itu adalah nama lengkap, alamat rumah, email, tanggal lahir, nomor ponsel, nomor paspor, dan tanggal kadaluwarsa paspor.
Ada empat file, masing-masing 2 milik Malindo, dan 2 lagi milik Thai Lion Air, diunggah oleh seseorang dengan nama kode 'Spectre'.
Spectre ini dikenal mengoperasikan situs darkweb, yang banyak merilis data-data bocor hasil dari aktivitas hack di sebuah database.
Menurut laporan SCMP, dari data-data itu, ternyata ada juga data penumpang Batik Air.