Viral Hijab SMAN 1 Gemolong

Soal Kasus Intimidasi Berhijab SMAN 1 Gemolong, Bupati Sragen akan Panggil Kepsek dan Orangtua Siswi

Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SMAN 1 Gemolong Sragen yang dihebohkan dengan kasus teror WA berhijab, Kamis (9/1/2020).

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, akan segera memanggil Kepala SMAN 1 Gemolong dan orangtua siswi yang diduga menerima intimidasi soal hijab dari organisasi intra di sekolah.

Pihaknya mengaku telah mendapatkan laporan dari Kesbangpol terkait kasus intimidasi siswi tak berjilbab di SMAN 1 Gemolong telah selesai.

"Sebenarnya permasalahan itu kan sudah selesai. Saya dapat laporan Kesbangpol telah terjadi mediasi antara orangtua, anak dari Rohis sekolah dan anak yang bersangkutan," kata Yuni, Rabu (15/1/2020), seperti dikutip TribunSolo.com dari Tribunjateng.com.

Buntut Intimidasi Berhijab SMAN 1 Gemolong Sgaren Belum Usai, Muncul Usulan Kepala Sekolah Dicopot

"Bahkan orangtua siswa meninggalkan uang Rp 10 juta untuk membantu masjid di situ. Saya pikir permasalahan kan sudah selesai tapi kok kelihatan belum ini ada apa?" lanjut Yuni.

Guna menyelesaikan masalah ini Yuni berniat akan mempertemukan siswa yang bersangkutan, guru agama, kemudian kepala sekolah dan orangtua murid besok, Kamis (16/1/2020).

"Besok kami akan memanggil mereka, tapi saya tidak ingin ada siapapun di situ, hanya yang bersangkutan. Saya juga tidak ingin melibatkan pihak ketiga terlalu berlebihan," lanjut Yuni.

Yuni juga menyayangkan orang tua murid yang sudah mengancam akan menggerakkan LSM dan beberapa orang.

Yuni menyampaikan tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan dengan duduk bersama.

Disdik Jateng Turun Tangan Soal Intimidasi Berhijab SMAN 1 Gemolong Sragen, Cari Fakta Komprehensif

"Mau cari apa menggerakkan LSM, untuk apa? Mau nutup sekolah SMAN 1 Gemolong? atau bagaimana gitu, makanya saya besok akan mediasi keinginannya beliau itu apa," kata Yuni.

"Pak gubernur di WA diancam akan begini akan begitu, kita hidup di zaman yang beradab. Maksud saya marilah ayo kita duduk sama menyelesaikan ini," lanjut dia.

Perihal anak yang bersangkutan belum maj bersekolah Yuni menginginkan untuk dibedah bersama-sama untuk berdiskusi dengan dokter ahli jiwa dan juga psikolog.

Sementara itu, orang tua Z, Agung Purnomo mengatakan anaknya hingga hari ini belum mau bersekolah.

Dia mengatakan anaknya masih takut jika bersekolah.

"Belum mau sekolah, pasti kan jadi pusat perhatian. Permintaan saya yang juga alumni disitu saya menitipkan anak saya untuk dididik terbentuk karakter mulia dan berbudi pekerti yang baik serta nasionalis," kata dia.

Damai

Diberitakan sebelumnya, beberapa hari lalu pihak sekolah mendatangi kediaman orangtua Z dan meminta membuat surat damai.

Agung Purnomo kepada awak media menyampaikan belum adanya penyelesaian komplain bullying terhadap anaknya dari pihak sekolah.

"Sekolah seakan tidak peduli dengan anak kami meski sudah tidak masuk sekolah beberapa hari, tidak ada perhatian dari pihak sekolah. Malah pihak sekolah meminta kami membuat surat damai atau penyelesaian secara kekeluargaan padahal kami belum pernah dikasih penyelesaiannya seperti apa," terang Agung, Minggu (12/1/2019).

Ini Reaksi Ganjar Pranowo, Begitu Tahu ada Siswi SMAN 1 Gemolong Dapat Teror WA Paksaan Berhijab

Dirinya juga menyayangkan keberadaan dinas yang hingga saat ini tidak pernah hadir dalam komplain yang dia ajukan.

"Kami ke sekolah saya info ke dinas sejak Sabtu lalu, Senin ke sekolah hingga sekarang belum ada yang respon," lanjut dia.

Pihaknya juga mengecam keras perlakuan kepala sekolah dan guru -guru serta dinas yang tidak cepat mencari solusi sehingga putrinya belum mendapatkan haknya lagi untuk sekolah dengan jaminan tanpa diskriminasi dan tekanan.

Agung juga meminta kepada siswa dan wali murid lain yang sekiranya pernah mendapatkan perlakuan yang sama seperti anaknya di sekolah untuk berani bersuara.

"Kami sebagai orang tua hanya ingin memastikan sekolah dan dinas menjamin anak kami mendapatkan pendidikan yang baik dan merdeka dalam berekspresi dan bersosialisasi," kata dia.

Sementara itu, Mario Prakoso Sekretaris umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jateng mencurigai insiden seperti ini sudah banyak terjadi namun belum ada siswa dan orang tua yang berani untuk melaporkan kejadian tersebut.

Orang Tua Siswi Diintimidasi Berhijab SMAN 1 Gemolong Sragen Belum Akan Lapor Polisi, Ini Syaratnya

Dia juga meminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo agar menanggapi serius kejadian ini dan menyelesaikan masalah ini.

Mario juga meminta kepala SMA Negeri 1 Gemolong agar dicopot dari jabatannya.

"Kepala SMA Negeri 1 Gemolong wajib dicopot karena kasus ini terdapat banyak masalah bullying, radikalisme, intervensi otoritas tubuh perempuan dan ternyata sekolah malah tidak memberikan perlindungan dan rasa aman kepada siswa bagaimana siswa bisa belajar dengan baik dan orang tua dengan ikhlas melepaskan anak untuk bersekolah?," tegas dia.

Dia juga meminta guru-guru yang terkait dalam kasus ini agar ikut dimutasi.

Menurutnya, ada sistem rohis yang disetujui para guru.

Jika hal ini tidak diubah, kata dia maka multikulturalisme dan kebhinekaan yang dibangun bangsa Indonesia tidak akan pernah bisa terwujudkan di SMA Negeri 1 Gemolong.

"Kami juga mencurigai ini upaya cuci tangan dan penggiringan opini kepala sekolah dan dinas bahwa telah terjadi damai antara pihak sekolah dan orang tua," pungkasnya. (Tribunjateng.com/Mahfira Putri Maulani)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Bupati Sragen Akan Panggil Kepala Sekolah dan Ayah Korban Teror Rohis SMAN 1 Gemolong"

Berita Terkini