Sukoharjo KLB Corona

DKK Sukoharjo Was-was Mulai ada Pergerakan Arus Mudik Dini

Penulis: Agil Trisetiawan
Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala DKK Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, saat ditemui TribunSolo.com, di Kantor DPRD Sukoharjo, Kamis (16/3/2020).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Dinas Keseharan Kabupaten (DKK) Sukoharjo mewaspadai pergerakan arus mudik dini yang dilakukan dari sejumlah kota besar di Indonesia.

Hal ini menyusul situasi darurat Covid-19 yang terjadi di sejumlah kota besar seperti Jabodetabek.

Kepala DKK Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo kesulitan untuk membendung arus mudik, maupun mendata pemudik yang datang, karena tidak terorganisir.

Warga Desa Tegalsari, Sukoharjo Buat Bilik Penyemprotan Disenfektan, Ternyata Mudah dan Murah

"Para pemudik datang dengan menggunakan berbagai moda transportasi umum, namun yang lebih sulit terpantau adalah mereka yang menggunakan kendaraan pribadi," katanya saat ditemui TribunSolo.com, di Kantor DPRD Sukoharko, Kamis (16/3/2020).

Permasalahan arus mudik ini, menirut Yunia sudah dibahas oleh Pemkab Sukoharjo dengan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo.

Untuk mendata dan mengantisipasi para pemudik yang tiba ke Kabupaten Sukoharjo, Yunia mengatakan akan memanfaatkan gugus pengawasan yang ada di tingkat RT/RW.

Update 25 Maret 2020 Corona Sukoharjo, Dalam Satu Hari PDP Bertambah 10 Kasus, ODP Menjadi 68 Kasus

"Masing-masing gugus pengawasan harus menyampaikan dan mengingatkan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas atau menghubungi call center Covid-19 Kabupaten Sukoharjo," jelasnya.

Dari para pemudik yang telah melalui proses skring dari petugas medis, akan diarahkan apakah masuk kategori ODP atau PDP.

Hal ini dikarenakan, tempat asal para pemudik ini memiliki resiko kawasan terjangkit virus corona, karena ada transmisi lokal di sana.

Pemkab Sukoharjo Tetapkan KLB Corona, Striker Persis Ini Khawatirkan Kondisi Keluarga

"Polanya nanti bisa sampai lebaran nanti, karena ini pasti bergelombang."

"Jadi peran serta masyarakat sangat penting sekali untuk saling mengawasi," terangnya.

Sementara itu, Kabupaten Sukoharjo belum bisa melakukan skrining dengan menggunakan rapid test, karena alatnya belum tiba hingga tingkat kabupaten.

Yunia mengimbau kepada masyarakat untuk saling peduli dan bergotong royong membantu pasien ODP yang sedang menjalani masa karantina mandiri dirumah.

Seorang Pria di Sukoharjo Positif Corona, 10 Hari Sebelumnya Masih Sehat dan Ikut Outbond Kantor

"Saya apresiasi kepada OPD yang ada di Kecamatan Grogol, mereka setiap hari dibantu warga dengan diberikan makanan selama masa karantina mandiri."

"Sekarang sudah jangan panik lagi, tapi bagaimana kita bersama-sama melawan Covid-19 dan saling membantu dan mendukung," ucap Yunia. (*)

Berita Terkini