Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Puluhan kepala keluarga (KK) di sebuah kampung daerah Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo harus menjalani karantina atau isolasi wilayah.
Adapun karantina dilakukan Pemkot Solo ini sebagai buntut adanya seorang warga terkonfirmasi positif Covid-19.
Terlebih warga tersebut diduga menjadi tranmisi lokal dan menulari 7 orang sehingga menjadi PDP, termasuk ada warga lainnya yang ditelusuri tertular saat menjalankan salat terawih berjamaah di masjid kampung.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menyampaikan ada sebanyak 90 KK tidak diperkenankan keluar masuk perkampungan selama karantina 14 hari mendatang.
• Update Corona Solo 16 Mei : 5 Hari Berturut-Turut Kasus Positif Tak Bertambah, 3 PDP Berakhir Sembuh
• Menhub Budi Karya Dikabarkan Kembali Positif Covid-19, Ini Penjelasan Kemenhub
"Mulai hari ini, pokoknya dalam wilayah itu dilarang keluar masuk, warga luar tidak boleh masuk," tutur Rudy, Sabtu (16/5/2020).
"Warga di dalam karantina tidak boleh keluar," imbuhnya membeberkan.
Pintu masuk ke kampung tersebut akan dijaga beberapa personel keamanan gabungan TNI-Polri dan masyarakat.
"Ada pintu penjagaan, itu dijaga tni polri dan masyarakat," kata Rudy.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo juga telah mengkomunikasikan karantina tersebut dengan masyarakat.
Masyarakat pun tidak ada yang menolak dengan keputusan karantina tersebut.
"Hari ini sudah mulai ditutup, supaya penyebaran tidak ke mana-mana, makanya dilakukan karantina wilayah," ucap Rudy.
"Masyarakat hanya bisa bergerak di dalam wilayah selama 4 hari, untuk logistik dari kita, kita kirim 3 kali sehari, jumlah KK-nya 90," tambahnya.
Didduga Tertular saat Tarawih
Hasil Tracking Pasien Positif corona di Kota Solo adalah dari seorang warga Kelurahan Joyontakan, Kecamatan Serengan, Solo diduga tertular saat salat tarawih berjamaah.