Makna Coretan FTP dan BLM yang Sering Terlihat di Aksi Demo George Floyd, Ternyata ini Artinya

Editor: Aji Bramastra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Grafiti bertuliskan FTP yang dicoret para pendemo kematian George Floyd. Ungkapan kemarahan untuk polisi.

TRIBUNSOLO.COM, AMERIKA SERIKAT - Saat melihat foto dan video soal aksi protes kasus George Floyd di Amerika Serikat, anda mungkin akan memperhatikan ada tulisan-tulisan dari pendemo, yang tak anda kenal artinya.

Tulisan-tulisan itu terlihat di poster demonstrasi, juga jadi coretan grafiti di tembok. 

Rusuh George Floyd, Kode ACAB dan 1312 Sering Terlihat di Foto Aksi Demo, Ternyata Ini Maknanya

Dipimpin Pebisnis Ulung, Ekonomi Amerika Malah di Tepi Kehancuran : Dihantam Corona dan George Floyd

Beberapa tulisan itu misalnya ACAB dan 1314.

Ada juga, tulisan FTP dan BLM.

Nah, apa makna dari tulisan-tulisan itu?

Dilansir New York Post, FTP adalah singkatan dari makian pendemo terhadap polisi di Amerika Serikat.

FTP merupakan singkatan dari umpatan untuk polisi.

Huruf 'F', merupakan singkatan kata yang bisa digunakan warga Amerika untuk mengumpat.

'T' adalah 'The', sementara 'P' adalah 'Police'.

lalu BLM, adalah singkatan dari Black Lives Matters.

Black Lives Matter adalah sebuah gerakan, yang diinisiasi pada 2013 saat menanggapi pembebasan pembunuh Travyon Martin.

Gerakan ini lalu membentuk sebuah yayasan bernama Black Lives Matter Foundation yang berada di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada.

Di situs web resminya, Black Lives Matter menyebut misi mereka adalah memberantas supremasi kulit putih, dan membangun kekuatan lokal untuk melawan kekerasan yang menimpa masyarakat kulit hitam.

"Dengan memerangi dan melawan tindakan kekerasan, menciptakan ruang untuk imajinasi dan inovasi orang kulit hitam, dan mewadahi kegembiraan orang kulit hitam, kita dapat segera memperbaiki hidup," tulis Black Lives Matter di situs web-nya.

"Kami bekerja untuk dunia di mana orang kulit hitam tidak lagi ditargetkan secara sistematis untuk mati," lanjut BLM.

Aksi demo anti rasial yang dipicu kasus tewasnya George Floyd, kode ACAB dan 1312 sering dibawa atau dicoretkan peserta aksi demonstrasi. (https://www.eg24.news/)

Sementara, dilansir Heavy.com, ACAB merupakan ungkapan kemarahan dari pendemo untuk polisi.

ACAB merupakan singkatan dari All Cops Are Bastards.

Kata Bastard, merupakan bahasa slang di Amerika, yang biasa digunakan untuk mengumpat seseorang. 

Lalu, apa juga makna dari kode 1312?

Kode 1312 adalah cara lain untuk menulis ACAB.

Donald Trump, dianggap membuat kondisi kerusuhan kasus George Floyd di New York menjadi makin panas dengan kicauannya di Twitter. (montase : AP/AFP)

Dalam alfabet, huruf A merupakan angka pertama (1), huruf B merupakan huruf nomor 2, sementara huruf C merupakan huruf nomor 3.  

1 = A. 3 = C. 1 = A. 2 = B.

Tak ada yang tahu pasti siapa yang pertama mempopulerkan kata ACAB ini.

Tapi, kata ACAB sudah dipopulerkan oleh band musik punk 4 Skins di tahun 1980.

Kata-kata ini sering dibawa dalam demo bernuansa anti rasialis.

Tidak Semua Polisi Jahat

Sebuah kamus bahasa slang terbitan 2007 berjudul The Concise New Partridge Dictionary of Slang and Unconventional English, juga mencantumkan kata ACAB.

Hanya saja, C bukan Cop, tapi “Coppers”.

Aksi demo kematian George Floyd di AS. ()
Coppers adalah bahasa slang Inggris yang maknanya sama saja seperti Cop, atau Polisi.

Kata ACAB ini menjadi kontroversial, karena dinilai memukul rata reputasi semua anggota polisi.

Sebuah gerakan solidaritas buruh bernama Workers Solidarity Movement di Irlandia membahas soal kata ACAB ini di website mereka.

Mereka menyebut : ACAB bukan berarti setiap pribadi polisi itu punya sifat jahat, sadis, atau korup.

Tapi ini lebih berarti semua polisi itu terikat sebagai petugas keamanan pelaksana aturan pemerintah.

Karena itulah, mereka kerap mendapat label antipati dari rakyat.

Kata Haram di Eropa

Di Eropa, banyak negara yang menyikapi serius penggunaan kata slang ACAB ini.

Pada Januari 2011, tiga suporter bola asal Belanda, dijatuhi denda Rp 5,3 juta gara-gara pakai kaus bertuliskan ACAB.

Pada 2014, Jerman melarang keras pemasangan spanduk bertuliskan “ACAB” dan “1312” di laga sepakbola.

Sementara di Kroasia, pada 2018 seorang pria didenda Rp 1,5 juta gara-gara mengunggah kata ACAB ini di laman Facebook-nya.

Penjara Maksimum Polisi Pembunuh

George Floyd tewas setelah ditindih dengan dengkul oleh polisi kulit putih bernama Derek Chauvin.

Ya, gara-gara ulah sembrono satu orang polisi, kini Amerika Serikat harus menanggung kerusakan dan kerusuhan yang kian meluas.

Lalu, di mana kini Derek Chauvin berada?

Dilansir TMZ, Sabtu (30/5/2020), Chauvin kini ditempatkan dalam sel penjara berkeamanan maksimum.

Dia ditempatkan di Penjara Ramsey County Jail, di St. Paul, Minnesota, AS.

Polisi berusia 44 tahun itu diawasi oleh monitor CCTV selama 24 jam penuh.

Setiap 15 menit, petugas keamanan melihat langsung kondisi Chauvin di sel di mana dia ditempatkan.

Upaya ini disebut untuk mencegah kemungkinan Chauvin mengalami depresi, kemudian bunuh diri.

TMZ melaporkan, di dalam penjara itu Chauvin diperlakukan seperti narapidana umumnya, termasuk memakai seragam tahanan.

Di dalam sel tahanan, hanya ada buku, pensil, dan kertas, sebagai benda yang bisa diakses oleh Chauvin.

Chauvin, didakwa melakukan pembunuhan langsung.

Uang jaminan yang didakwakan kepadanya sebesar 500 ribu dolar AS atau sekitar Rp 7,3 miliar.

Diberitakan sebelumnya, George Floyd meninggal dunia setelah lehernya ditekan selama 8 menit oleh Derek Chauvin yang saat itu masih menjabat sebagai polisi di Minneapolis, AS.

George Floyd diduga menggunakan uang palsu saat berbelanja, kemudian dia dibekuk di tanah dengan tangan diborgol ke belakang.

Aksi seorang warga melawan sejumlah polisid alam kerusuhan rasial dipicu kematian George Floyd di Amerika Serikat. (AP via dailymail.co.uk)
Kronologi Kejadian

Insiden ini terjadi pada 25 Mei lalu, saat pria Afrika-Amerika George Floyd ke sebuah toko untuk membeli sesuatu.

Dilansir NBC News, George Floyd diduga membayar dengan uang 20 dollar palsu.

George kemudian masuk ke mobil.

Polisi kemudian datang dan George diminta keluar dari mobil dan langsung diborgol.

Menurut Insider, rekaman CCTV di restoran sekitar menunjukkan George Floyd sebenarnya tidak berontak saat ditahan polisi.

Namun, seorang polisi bernama Derek Chauvin langsung membekuk George dengan cara yang tak manusiawi.

Saat lehernya ditindih, George Floyd terdengar merintih dan terus berkata "Saya tak bisa bernapas, Pak Polisi."

Setelah ditindih seperti itu selama sekitar 8 menit, George Floyd kemudian tak bergerak lagi.

Ia dibawa ke rumah sakit dengan ambulans, tapi dinyatakan meninggal dunia tak lama kemudian.

Tim pemadam kebakaran Minneapolis menyebut, denyut nadi George Floyd sudah tak ada saat ia diangkat masuk ke dalam ambulans.

Pemeriksa medis mengatakan, mereka akan segera merilis hasil autopsi George.

Polisi yang Terlibat Tewasnya George Floyd Rupanya Punya Catatan Buruk, Sering Bertindak Semena-mena

Dua petugas yang terlibat tewasnya George Floyd rupanya telah menerima serangkaian pengaduan dari publik.

Selain Derek Chauvin, ada pula polisi berkebangsaan Asia bernama Tou Thao.

Meski keduanya kerap menerima aduan publik, namun sebagian besar keluhan itu tidak ditanggapi lebih lanjut.

Derek Chauvin: 17 keluhan

Menurut SCMP, Derek Chauvin (44) adalah veteran yang telah bekerja selama 19 tahun.

Tercatat ada sejumlah insiden yang mencakup tiga insiden penembakan (satu fatal) dan 17 keluhan.

Sebanyak 16 dari pengaduan itu ditutup tanpa tindakan apa-apa.

Pada 2006, Derek dan 5 petugas lainnya bekerja sambilan sebagai penjaga di sebuah klub Latin.

Di sana, mereka mengejar terduga pelaku penusukan.

Ketika terduga pelaku itu mengarahkan senapannya ke arah polisi, Derek dan petugas lainnya langsung menembaknya beberapa kali.

Tersangka meninggal setelah menerima beberapa tembakan.

Pada 2008, Derek menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Ketika ia tiba, pelaku telah mengunci dirinya ke kamar mandi tetapi Derek memaksa masuk.

Pelaku berkelut dengan Derek dan mencoba mengambil pistol polisi.

Derek mendapatkan pistolnya terlebih dahulu dan menembak pelaku dua kali.

Pada 2011, Derek mengejar seorang pria Amerika asli di sebuah kompleks perumahan setelah mereka melihatnya berlari dengan pistol.

Salah satu petugas menembak pria itu tetapi pria itu selamat.

Menurut Daily Beast, Derek dan petugas lainnya juga mengejar sebuah mobil pada 2005 yang kemudian menabrak dan membunuh tiga orang.

Tou Thao: 6 Keluhan

Tou Thao memulai kariernya di bidang penegakan hukum sebagai petugas layanan masyarakat.

Ia masuk akademi polisi pada 2009 dan diberhentikan setahun kemudian.

Pada 2012, ia kembali ke departemen.

Enam pengaduan telah diajukan kepadanya, tapi lima di antaranya ditutup tanpa ada tindak lanjut.

Pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2014, pria bernama Lamar Ferguson sedang berjalan pulang dengan pacarnya yang sedang hamil 8 bulan.

Mereka tiba-tiba dihentikan oleh dua petugas, salah satunya adalah Tou Thao.

Kedua petugas mulai memeriksa pasangan itu tanpa penjelasan.

Tou kemudian mengatakan, ada surat perintah penangkapan Lamar (yang ternyata tidak ada) lalu memborgolnya.

Sambil menginterogasi Lamar, Tou menjatuhkan Lamar ke tanah dan mulai meninju dan menendangnya.

Sementara petugas lainnya menendang wajah Lamar.

Lamar dibawa ke rumah sakit untuk perawatan medis.

Tapi ketika ia dipulangkan dari rumah sakit, kedua petugas polisi itu tidak mengizinkan Lamar berpakaian.

Mereka mempermalukan Lamar dengan membawanya ke penjara hanya dengan kaus dan celana dalamnya.

Kasus ini diselesaikan di pengadilan pada tahun 2017 dengan Lamar mendapat kompensasi 25.000 dolat AS (Rp366 miliar). (*)

Kerusuhan ini dipicu oleh tewasnya George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah penangkapan brutal oleh seorang polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin. 

Derek Chauvin, Polisi Pembunuh George Floyd Diawasi 24 Jam di Sel Isolasi, Dikhawatirkan Bunuh Diri

Kakak George Floyd Ungkap Ulah Menyakitkan dari Donald Trump Saat Sampaikan Telepon Duka Cita

Dari sejumlah foto itu, seringkali terlihat tulisan-tulisan grafiti bertuliskan ACAB dan 1312.

Aksi demo tewasnya George Floyd di AS. ()

Berita Terkini