Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Klaten kembali terjadi.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kabupaten Klaten, Cahyono Widodo mengatakan ada 16 orang dinyatakan positif, satu di antarannya meninggal dunia.
"Adapun 16 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 berasal dari 10 kecamatan," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (15/10/2020).
Di antaranya Kecamatan Klaten Utara, Kecamatan Kalikotes, Kecamatan Klaten Selatan, Kecamatan Pedan, Kecamatan Cawas, Kecamatan Karangdowo, Kecamatan Bayat, Kecamatan Trucuk, Kecamatan Jogonalan dan Kecamatan Juwiring.
Baca juga: PDAM Sukoharjo Digugat Rp 22 Miliar, Warga Kragilan Kartasura Datang ke Sidang Perdana di PN
Baca juga: Mobil Camry Bernopol Cantik 7777 Tertimpa Pohon Tumbang di Gayam, Warga Gotong Royong Evakuasi
Cahyono menjelaskan 16 penambahan pasien positif baru masing-masing berinisial DAP (28), YI (42), RRA (31), ORM (19), KDO (52), IIP (23), CP (25), JW (53), R (44), A (40), M (54), ASZ (2) dan M (45).
"Ada bayi perempuan berinisial SA (0) dan 1 orang meninggal dunia seorang laki-laki berinisial (84) dari Kecamatan Juwiring," ungkapnya.
Dari 16 penambahan kasus baru tersebut 9 kasus diantaranya dimungkinkan terpapar pada saat melakukan aktifitas sehari-hari, 6 kasus lain kontak erat dari kasus positif sebelumnya, dan 1 kasus dimungkinkan terpapar pada saat melakukan perjalanan luar kota.
"15 tambahan pasien Covid-19 yang masing hidup, 13 pasien positif baru sedang menjalani isolasi mandiri dibawah pengawasan tim medis, dan 2 lainnya menjalani perawatan di Rumah Sakit," kata Cahyono.
Kemudian Cahyono selain 16 orang terkonfimasi positif Covid-19, 3 pasien sembuh dari Covid-19 dari Kecamatan Pedan, Kecamatan Trucuk dan Kecamatan Prambanan .
Dengan terjadi penambahan 16 pasien positif, satu di antarannya meninggal dan 3 orang sembuh, sehingga jumlah kumulatif pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Klaten menjadi 723 orang.
Sebanyak 66 orang menjalani perawatan di rumah sakit/ melakukan isolasi mandiri, 633 orang sembuh dan 24 orang meninggal dunia.
Perkembangan Covid-19 di Indonesia
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyebut jika perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia pada 10 provinsi prioritas menunjukkan hasil yang baik.
Meski begitu, Wiku tetap mengingatkan masyarakat agar prestasi ini terus ditingkatkan.
Hal ini disampaikannya saat memberikan keterangan pers terkait Perkembangan Penanganan Covid-19 melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/10/2020).
"Kami perlu memberikan perhatian lebih pada Jawa Tengah, Papua dan Bali," sebut Wiku.
Baca juga: Doni Monardo: Klaster Pilkada 2020 Tak Akan Terjadi Jika Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
Baca juga: Pesan Doni Monardo: Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan untuk Lindungi Lansia & Penderita Komorbid
Ketiga provinsi mendapat perhatian berdasarkan hasil evaluasi dua pekan terakhir yakni pada kurun 27 September 2020, 4 Oktober 2020 dan 11 Oktober 2020.
Untuk kasus aktif secara umum menurun, namun di Jawa Tengah dan Papua mengalami peningkatan.
Pada kasus sembuh secara umum meningkat, namun pada Jawa Tengah dan Papua mengalami penurunan.
Pada kematian cenderung stagnan, namun Bali dalam dua minggu terakhir cenderung meningkat.
Untuk Jawa Tengah selama 2 pekan terakhir (27 September - 11 Oktober) persentase kasus aktif meningkat dari 22,49 persen menjadi 23,94 persen.
Kesembuhannya menurun dari 71,09 persen menjadi 70,35 persen. Kasus kematian menurun dari 6,42 persen menjadi 5,71 persen.
"Untuk kesembuhan Jawa Tengah mengalami sedikit penurunan sebesar 0,34 (4 Oktober) persen dan 0,4 persen (11 Oktober). Meskipun angkanya kecil, kesembuhan harus tetap dijaga untuk selalu meningkat," katanya.
Lalu di Papua, terjadi peningkatan persentase kasus aktif yang cukup signifikan dari 35,7 persen menjadi 43,3 persen.
Kesembuhan 62,8 persen menurun menjadi 55,21 persen. Persentase kematian fluktuatif, pada 27 September 1,34 persen naik pada 4 Oktober 1,52 persen, dan dapat ditekan kembali pada 11 Oktober menjadi 1,44 persen.
Di Papua, Wiku menjelaskan, peningkatan kasus aktif dan penurunan kesembuhan selain disebabkan transmisi lokal, bisa disebabkan kegiatan penelusuran kontak atau tracing, pemeriksaan spesimen atau testing dan pelayanan kesehatan atau treatment yang kurang.
"Selain itu banyak pasien yang datang ke rumah sakit dalam gejala berat, hal ini menyebabkan pasien kurang efektif dan menurunkan kemungkinan pasien untuk sembuh," jelasnya.
Di Bali, persentase kematiannya meningkat dalam dua pekan terakhir.
Pada 27 September persentasenya 2,97 persen, meningkat pada 4 Oktober menjadi 3,11 persen dan meningkat lagi pada 11 Oktober menjadi 3,17 persen.
Baca juga: Jika Ada Kontak Erat dengan Pasien Covid-19 Segera Tes Swab di Puskesmas, Doni Monardo: Gratis
Baca juga: Respons Doni Monardo Soal Rapid Test Pendemo UU Cipta Kerja Reaktif: Tanggungjawab Dunia dan Akhirat
Kesembuhan meningkat dari 81,90 persen pada 27 Septmeber, menjadi 83,46 persen pada 4 Oktober dan 85,90 persen pada 11 Oktober.
Kasus aktif menurun dari 15,13 persen pada 27 September menjadi 11,03 persen pada 11 Oktober.
"Peningkatan kualitas rumah sakit rujukan, ditambahnya fasilitas isolasi mandiri atau rumah sakit darurat dapat membantu menekan angka kematian. Kepada warga Bali jika ada gejala Covid-19 segera melaporkan agar dapat ditangani sedini mungkin," jelasnya.
Catatan redaksi: Bersama-kita lawan virus Corona. Tribunsolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satgas Beri Perhatian Serius Penanganan Covid-19 di Jawa Tengah, Papua, dan Bali