Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sejumlah warga lereng Gunung Merapi masih belum ingin mengungsi ke tempat pengungsian desa setempat.
Meskipun status kebencanaan Gunung Merapi telah dinaikkan dari waspada menjadi siaga III.
Baca juga: 128 Sapi Diungsikan ke Tempat Penampungan, Warga Desa Balerante Mandiri Cari Pakan Rumput Ternak
Baca juga: Merapi Siaga,Warga Balerante Klaten Masih Berani Cari Rumput di Atas, Sore Turun Lagi ke Lokasi Aman
Seperti halnya di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan kerjasama semua pihak dibutuhkan.
"Prioritaskan kelompok rentan," ucap Doni, Kamis (19/11/2020).
Apalagi sudah musim penghujan, risiko longsor mulai mengintai warga lereng Gunung Merapi.
"Risiko longsor tinggi bagi masyarakat di lereng kemiringan di atas 30 derajat, kalau memang harus mengungsi, mengungsi sementara dulu," ucap Doni.
Aliran sungai yang meninggi dan membawa material dari arah hulu, sambung Doni, juga harus diantisipasi.
"Ini juga menjadi perhatian, semua harus kerja sama satu sama lain," tuturnya.
Ditambah lagi, waktu erupsi Gunung Merapi sampai saat ini belum bisa diprediksi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
"Alat yang ada hanya mendeteksi kemungkinan-kemungkinan. Menurut Ketua BPPTKG, tingkat kegempaan lebih tinggi dari 2006," tandasnya. (*)