Sukiman mengatakan saat ini ia sedang mengadakan rapat dengan warga lain.
Menurutnya, pihaknya masih belum mau untuk turun ke bawah, karena lava pijar Merapi tidak ke arah wilayah Klaten.
"Saat ini sedang kami rapatkan, untuk ancamannya ke arah barat, jika nanti mengarah ke selatan dan tenggara, kami langsung berangkat (turun)," kata Sukiman.
Keterangan Petugas
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com dalam laporan pengamatan aktivitas Gunung Merapi oleh KESDM, Badan Geologi, PVMBG, BPPTKG, Selasa (5/1/2021) pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, dengan cuaca mendung disertai angin bertiup lemah, ke arah timur, dan barat.
Suhu udara sekitar 14 hingga 20 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 74 sampai 90 persen.
Selain itu, teramati di Gunung Merapi miliki tekanan udara 567 hingga 686 mmHG
Kemudian berdasarkan hasil pantauan visual, gunung Merapi tertutup kabut hingga 0-III.
Sehingga asap kawah putih tidak teramati dari pantauan visual.
Meskipun begitu terjadi guguran lava pijar sebanyak 4 kali dengan intensitas kecil ke arah krasak dengan jarak luncur maksimum 400 meter.
Selain itu terdengar suara guguran 2 kali dengan intensitas sedang.
Tercatat ada 23 kali guguran dengan panjang gelombang 3 hingga 41 milimeter, Durasi : 11 hingga 127 detik.
Lalu, Merapi mengeluarkan hembusan sebanyak 11 kali dengan panjang gelombang 2 hingga 8 milimeter serta durasi 9 hingga 33 detik
Kemudian untuk fase banyak di gunung Merapi terjadi 75 kali dengan panjang gelombang 3 sampai 31 milimeter dengan durasi 4 detik hingga 11 detik.
Serta vulkanik dangkal sebanyak
16 kali, dengan panjang gelombang 34 sampai 75 milimeter dengan 12 detik hingga durasi 39 detik.