Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Pengamat Sarankan Pemerintah Tak Ikut Campur Konflik Dualisme Partai Demokrat, Kenapa?

Pemerintah sebaiknya tidak ikut campur tangan dalam kubangan konflik internal Partai Demokrat yang menjadi perhatian publik beberapa waktu ini.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
KOMPAS.com Kristianto Purnomo / Biro Pers Istana Kepresidenan Rusman
Moeldoko dan AHY. Sikap Istana Presiden yang tak menjawab surat yang dikirim Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono mendapat sorotan dari sejumlah pihak. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah sebaiknya tidak ikut campur tangan dalam kubangan konflik internal Partai Demokrat.

Seperti diketahui, partai berlambang Mercy tersebut kini diterpa isu dualisme partai seusai hasil KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara keluar.

Sosok Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko keluar sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam KLB itu. 

Baca juga: Suara Keras Bos Partai Demokrat Klaten ke KLB Sibolangit, Sebut Moeldoko Direkayasa Tangan Siluman

Baca juga: Pidato Moeldoko Usai Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB: KLB Ini Konstitusional

Pengamat Hukum Ketatanegaraan UNS Solo, Agus Riewanto mengingatkan pemerintah sebaiknya bersifat pasif dalam menyikapi masalah internal Demokrat. 

Meski Moeldoko yang berada dalam lingkar istana ikut serta dalam pusaran konflik internal partai. 

"Negara lebih baik menunggu laporan yang mempertanyakan mana yang lebih sah, KLB versi Moeldoko atau dipimpin AHY," kata Agus kepada TribunSolo.com, Sabtu (6/3/2021).

Terlebih, sebuah partai memiliki mekanisme penyelesaian masalahnya sendiri, termasuk Partai Demokrat. 

Baca juga: Komentar Ketua DPC Demokrat Solo Soal KLB: Penunjukan Ketum Moeldoko Bentuk Penggembosan Partai

"Konflik partai tidak ada hubungan dengan pemerintah dan negara. Partai itu kan di luar pemerintah," ucap Agus. 

Menurut Agus, apabila pemerintah ikut cawe-cawe dalam konflik internal Demokrat, rasa ketidakadilan itu begitu kentara. 

"Pemerintah tidak adil, semua aspek diurusin. Proporsional saja. Kalau tidak ada laporan, pemerintah tidak boleh ngapa-ngapain," ujar dia. 

"Apabila memihak salah satu bisa berbahaya dan memperkeruh konflik," tambahnya.

Fakta KLB Partai Demokrat

Mantan Panglima TNI Jendera (Purn) Moeldoko diputuskan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit.

Sejak awal acara ini berlangsung panas, bentrokan mewarnai KLB yang masih menjadi polemik di internal tubuh Partai Demokrat tersebut.

Baca juga: Pidato Moeldoko Usai Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB: KLB Ini Konstitusional

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved