Menurut Kapolsek Jaten, AKP Achmad Riedwan Prevost bahwasanya korban saat itu hendak buang air kecil.
"Korban bersama dua temannya saat itu sedang jaga pos ronda," katanya kepada TribunSolo pada Sabtu (6/3/2021).
"Setelah itu korban mencari area untuk buang air kecil yang ada di pematang sawah," ungkapnya.
Baca juga: Sudah 12 Orang Tewas Akibat Jebakan Tikus Listrik di Sragen, Ini Daerah Paling Banyak Makan Korban
Hingga akhirnya korban ditemukan telah tergeletak oleh kedua temannya dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit PKU Karanganyar.
"Sebelumnya korban sempat berteriak minta tolong, dan kemudian tergeletak pingsan," terangnya.
Namun nahas, nyawa korban tak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal pada pukul 22.30 WIB.
Secara terpisah, Kanitreskrim Polsek Jaten, Iptu Suwandi kemudian melakukan olah TKP dan menyita sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian.
"Kami menyita kabel listrik sepanjang tiga meter, hasil visum sudah kami kantongi, dan nantinya para saksi akan kami periksa," ungkapnya.
Pemilik sawah juga sudah ditemui oleh pihak Polsek Jaten dan telah berjanji tidak akan memasang perangkap yang berbahaya lagi.
"Kami berharap warga tidak ada lagi yang memasang jebakan tikus beraliran listrik, bahaya!," tegasnya.
Terjadi di Sragen
Jebakan tikus yang dialiri listrik hingga memakan korban jiwa juga ada di Sragen.
Sikap tegas ditunjukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen terkait insiden petani tewas tersengat listrik jebakan tikus.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen Tatag Prabawanto mengatakan, listrik tidak digunakan untuk membasmi tikus di sawah.
Ia tak menampik jika jebakan tikus yang dialiri listrik efektif untuk membasmi tikus di sawah.
Baca juga: 20 Kumpulan Ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November, Cocok untuk Update di Instagram & WhatsApp
Baca juga: Dilacak oleh Ruben Onsu, Ternyata Ini Sosok Netizen Pemilik Akun Ulil Bochil yang Ancam Bunuh Thalia
Namun demikian, keberadaan perangkap tersebut justru dapat membahayakan petani itu sendiri.
Ia meminta listrik digunakan sesuai fungsinya.