Dirinya menambahkan, bahwasanya banyak pengusaha hotel yang masih bisa membawa rombongan tamu dalam jumlah besar, namun hal itu urung dilakukan karena takut melanggar aturan.
"Sebenarnya masih ada rombongan yang mau datang kalau kita giatkan lagi promosi, tapi karena ada banyak aturan pembatasan jadi kita minimalisir saja daripada nanti harus berurusan hukum," ujarnya.
Bahkan karena semakin terdesak dengan biaya operasional yang terus berjalan banyak pengusaha hotel dan penginapan yang menggadaikan sertifikat aset mereka.
"Kasihan pengusaha penginapan melati, banyak yang harus menggadaikan aset supaya bisa menggaji karyawan dan membayar listrik," terangnya.
"Sebagian besar mereka juga penduduk lokal yang harus bertahan hidup di tengah usaha wisata yang lesu," tuturnya. (*)