Berita Sragen Terbaru

Kisah Penjual Souvenir 'Tercekik' Pandemi, Tak Ada Pemasukan, Imbas Museum Sangiran Tutup Setahun

Penulis: Rahmat Jiwandono
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suwarno sedang membersihkan souvenir batu kristal di lapaknya Dukuh Ngampon, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Rabu (31/3/2021).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pandemi Covid-19 berimbas pada penutupan Museum Purba Sangiran di Kabupaten Sragen.

Akibatnya, museum di Dukuh Ngampon, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe itu sepi dari kunjungan wisatawan.

Tak hanya itu, fenomena itu pun mencekik warga sekitar yang makan dengan menjual souvenir di sekitar museum.

Salah seorang penjual souvenir, Suwarno menuturkan, sejak adanya pandemi Covid-19 tidak ada souvenir yang laku terjual.

Baca juga: Sragen Kena Getah, Gegera Beberapa Daerah, Pelantikan Yuni-Suroto Jadi Bupati & Wabup Batal 5 Mei

Baca juga: Teroris Sasar Markas Mabes Polri, Pengamanan di Solo Diperketat, Adapun di Klaten Lebih Waspada

"Begitu awal muncul kasus pandemi Covid-19 museum ditutup. Penjual yang ada di sini pun sepi pembeli," ungkapnya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (31/3/2021).

Suwarno pun tetap berjualan souvenir meski tidak ada pembeli yang mampir ke tokonya.

"Usaha ya saya cuma begini (jualan souvenir) jadi enggak mungkin tutup," tuturnya.

Kala disinggung soal segera dibukanya Museum Sangiran pada 10 April 2021 mendatang, menurutnya, harus segera dilakukan karena banyak penjual yang mengeluhkan sepinya wisatawan.

"Ya segera saja dibuka karena tidak hanya penjual yang akan diuntungkan tapi warga sekitar yang punya jasa penginapan ataupun warung akan merasakan dampaknya," paparnya.

Meski jumlah wisatawan dibatasi, dia tetap optimistis dagangannya bisa laku terjual.

"Paling tidak ada pemasukan sekitar Rp 100 sampai Rp 200 ribu per harinya," tambahnya.

Jadwal Pembukaan

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPMSP) Sangiran akan melakukan simulasi pembukaan Museum Sangiran untuk wisatawan pada Selasa (6/4/2021).

Museum Sangiran akhirnya dibuka kembali setelah ditutup kurang lebih selama satu tahun imbas pandemi Covid-19.

Pamong Budaya Ahli Muda Museum, Dody Wiranto menjelaskan, simulasi besok akan menerangkan soal alur bagi wisatawan saat masuk ke museum.

Baca juga: Berbulan-bulan Ditutup, Objek Wisata Museum Purbakala Sangiran Ditargetkan Buka Akhir Bulan Ini

Baca juga: Sistem e-Ticketing Sangiran Siap Diterapkan, Tapi Pemkab Ragu Buka Objek Wisata di Tengah Pandemi

"Nanti pengunjung akan diberi petunjuk tempat mana saja yang bisa dikunjungi," paparnya, Rabu (31/3/2021).

Kemudian, pada 8 April 2021 akan dilakukan sosialisasi ke masyarakat luas terkait dengan pembukaan obwis Museum Sangiran.

"Saat sosialisasi pengunjung akan diberi souvenir," terangnya.

Selain itu, saat sosialisasi, menurutnya, pedagang juga akan diberi edukasi.

Baca juga: Objek Wisata Purba Sangiran Belum Dibuka, Pemkab Sragen: Harus Komunikasi dengan Pusat Dulu

"Khususnya tentang protokol kesehatan saat mereka berjualan," katanya.

Lebih lanjut ia menuturkan, pada Sabtu (10/4/2021) mendatang, Museum Sangiran akan kembali beroperasi namun jumlah pengunjung akan dibatasi per harinya.

"Setiap harinya kami hanya menerima 100 pengunjung saja. Itu sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah," katanya. 

Sistem Tiket Elektronik

Obyek wisata Museum Purba Sangiran siap menerapkan sistem tiket elektronik atau e-ticketing sebagai sistem pembayaran masuk ke museum. 

Kendati e-ticketing bisa diterapkan namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen belum berencana membuka obwis itu. 

Project Leader e-ticketing Sangiran Prima, Ady Surya menuturkan, penerapan sistem e-ticketing di obwis Sangiran ini sebagai sebuah inovasi. 

Menurutnya manfaat e-ticketing selain sebagai upaya peningkatan sarana prasarana dan daya tarik wisatawan ke Sangiran. 

Baca juga: Sebelum Mencoblos di Pilkada 2020, Simak 16 Aturan di TPS: Salah Satunya Bawa Alat Tulis Sendiri

Baca juga: H-2 Coblosan Pilkada Sukoharjo : Agus Santosa Minta Restu Ibu, Wiwaha Manfaatkan Istirahat di Rumah

"Juga untuk mempermudah kinerja petugas loket dalam mengetahui data pengunjung dan pendapatan secara real time," papar Ady, Senin (7/12/2020).

Ia menyebut, penerapan e-ticketing meningkatkan pelayanan wisatawan, pelaporan rekap data lebih efektif dan efisien. 

Untuk jangka pendek, hanya museum Sangiran yang diterapkan sebagai pilot project. 

"Nanti untuk jangka panjang semua obyek yang dikelola pemerintah menggunakan e-ticketing,” kata dia.

Pihaknya hanya menyiapkan aplikasi e-ticketing tersebut. 

”Persiapan kalau nanti museum dibuka. Sudah dilaksanakan ujicoba dan pelatihan untuk petugas operator di loket,” imbuhnya. (*)

Berita Terkini