Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Pemuda bernama Ridwan (19) yang tewas dibunuh bukan kecelakaan adalah pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Dia ditemukan tak bernyawa di kolong jembatan Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar beberapa waktu lalu.
Menurut Andi Wibowo selaku kakak ipar Ridwan, adiknya memang selama ini menjadi pesilat di PSHT Rayon Jumapolo berdasarkan tempat tinggal.
Diketahui adiknya sudah sekitar 4 tahun mengelutinya.
"Sudah lama, jadi warga di sana," jelas dia kepada TribunSolo.com pada Sabtu (22/5/2021).
Adapun soal polisi mengamankan 4 orang tersangka yang semuanya merupakan kawan satu organisasi Ridwan, pihaknya berharap ada keadilan.
Baca juga: BREAKING NEWS : Kantor BPN Klaten Terbakar Malam Ini, Bagaimana Nasib Sertifikat Tanah Warga?
Baca juga: Bukan Karena Kecelakaan Lalu Lintas, ABG Asal Jumantono Karanganyar Ternyata Tewas Dibunuh
Dirinya dan keluarga tidak ada yang mengenal dekat dengan para pelaku.
"Kami tidak ada yang kenal dengan pelaku," katanya.
"Saya sempat menyaksikan pelaku sedang diinterogasi oleh petugas, namun saya tidak mengenalinya," ungkap dia.
Andi menuturkan bahwa adiknya merupakan tipikal anak yang pendiam dan tidak pernah membawa masalah pribadi ke rumah.
"Adik saya itu pendiam, bahkan saya hafal siapa saja temannya," terangnya.
"Sehingga dia hilang saya mencarinya ke teman sekeliling rumah," jelasnya membeberkan.
Dari keterangan polisi, para pelaku berasal dari Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
"Tetangga kecamatan," jelasnya.
"Sepengamatan saya dia tidak pernah punya teman sejauh itu, sehingga saya tidak tahu motif apa yang dilakukan oleh para pembunuh tersebut," ujarnya.
Dirinya berharap para pelaku bisa dihukum maksimal sesuai dengan aturan yang berlaku karena sudah berani menghilangkan nyawa orang dengan keji.
"Saya harap mereka bisa dihukum setimpal, karena saya duga ini berencana," terangnya.
4 Orang Diamankan
Penemuan mayat seorang pemuda bernama Ridwan (19) di jembatan Mraten, Desa Tugu perbatasan Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo memunculkan fakta baru.
Warga Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar tersebut merupakan korban pembunuhan, bukan korban kecelakaan sebagaimana keterangan polisi sebelumnya.
Baca juga: BREAKING NEWS : Bukan Kecelakaan, ABG yang Tewas di Jumantono Karanganyar Ternyata Korban Pembunuhan
Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Kresnawan Husain mengatakan itu diketahui seusai polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Olah TKP dilakukan lantaran polisi mendapatkan informasi terkait penemuan mayat Ridwan dari warga setempat, Sabtu (15/5/2021).
Mayat kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi dan didapati tidak ada tanda - tanda kekerasan di tubuh korban.
"Sehingga masih belum menemukan bukti permulaan cukup pada tanggal 15 Mei 2021, maka kemarin disimpulkan kecelakaan lalu lintas," ucap Kresnawan, Jumat (21/5/2021).
Namun, kecurigaan kemudian muncul dan membuat polisi kemudian melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Akhirnya kami mendapat info bahwa korban penganiayaan dilakukan oleh seseorang," ucapnya.
Pelakunya Ditangkap
Seorang terduga pelaku yang terlibat dalam kasus penemuan mayat Ridwan (19) di bawah jembatan antara Karanganyar dan Sukoharjo diamankan petugas, Kamis (20/5/2021).
Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Kresnawan Husain mengatakan ia merupakan warga Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
"Kami berhasil mengamankan satu orang terduga pelaku AH, warga Jumantono," kata Kresnawan, Jumat (21/5/2021).
"Yang bersangkutan (diduga) melakukan penganiayaan terhadap korban yang dilakukan di kawasan Jongke," tambahnya.
Selain AH, polisi juga mengamankan seorang lagi yang diduga membantu terduga pelaku dalam menjalankan aksinya.
"AH sudah diamankan. Setelah itu kita lakukan pemeriksaan. Kita lakukan penyelidikan mendalam," ucap Kresnawan.
Penyelidikan dilakukan lantaran terduga perlaku mengaku hanya melakukannya seorang diri.
"Saat ini mengakui bahwa tunggal, dia yang melakukan (penganiayaan) bersama satu orang yang membantu membuang mayat dan motor," ujar Kresnawan.
Kresnawan mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan terduga pelaku berdasar hasil penyelidikan.
"Dimungkinkan ada, bisa terjadi penambahan tersangka. Tergantung pemeriksaan," katanya.
Datang ke Pemakaman
Terduga pelaku dalam kasus penemuan mayat di jembatan perbatasan Karanganyar - Sukoharjo, AH ternyata sempat menghadiri prosesi pemakaman korban, Ridwan.
Korban, untuk diketahui, dimakamkan tak jauh dari kediamannya di Dusun Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Senin (17/5/2021).
"(Terduga) pelaku datang melayat waktu itu," kata kakak ipar korban, Andi Wibowo, Jumat (21/5/2021).
Itu diketahuinya dari keterangan teman-teman perguruan silat yang diikuti korban.
Menurut Andi, adiknya itu ikut perguruan silat PSHT.
Andi tidak tahu menahu AH duduk di sebelah mana saat datang ke rumah duka.
"Saya tidak tahu posisi dia di mana. Ada teman adik saya yang bilang," ujarnya.
Di pemakaman itu, AH bersikap tak lazim.
Saat datang melayat, AH tidak banyak bicara, baik dengan keluarga maupun teman-teman korban.
"Dia diam. Saat ketemu dengan teman biasanya grapyak, tapi dia cuma diam saja. Seperti tidak ada kejadian apapun," tutur Andi.
"Dia juga tidak salaman dengan keluarganya," tambahnya.
Tidak hanya di rumah duka, AH ternyata juga ikut hingga ke makam.
Ia bahkan menyaksikan langsung prosesi dari diturunkannya hingga ditutupnya jenazah dengan tanah pusara.
"Dia ikut ke makam dan menyaksikan prosesi pemakamannya," ujarnya. (*)