Berita Karanganyar Terbaru

Kronologi Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia: Kondisi Drop Usai Main Wayang, Sempat Swab Test

Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana penyerahan penghargaan tingkat dunia, Remarkable of Contribution Certifikate kepada Ki Manteb Soedarsono di Gedung Pendopo ISI Solo, Senin (3/7/2017) malam atas kontribusinya menjaga tradisi seni wayang. Ki Manteb meninggal dunia usai terpapar Covid-19.

Karena keterampilannya dalam memainkan wayang, ia pun dijuluki para penggemarnya sebagai Dalang Setan.

Ia juga dianggap sebagai pelopor perpaduan seni pedalangan dengan peralatan musik modern.

Saat ini Ki Manteb berdomisili di Dusun Sekiteran, Kelurahan Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Masa muda

Manteb Soedharsono adalah putra seorang dalang pula, bernama Ki Hardjo Brahim.

Ia dilahirkan di Dusun Jatimalang, Kelurahan Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada tanggal 31 Agustus 1948.

Ki Hardjo Brahim adalah seniman tulen yang tidak memiliki pekerjaan lain kecuali mendalang. Manteb sebagai putra pertama dididik dengan keras agar bisa menjadi dalang tulen seperti dirinya. Ki Hardjo sering mengajak Manteb ikut mendalang ketika ia mengadakan pertunjukan.

Sementara itu, ibu Manteb yang juga seorang seniman, penabuh gamelan, lebih suka jika putranya itu memiliki pekerjaan sampingan.

Itulah sebabnya, Manteb pun disekolahkan di STM Manahan, Solo. Namun sejak kecil Manteb sudah laris sebagai dalang sehingga pendidikannya pun terbengkalai.

Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti sekolah untuk mendalami karier mendalang.

Menemukan identitas

Untuk meningkatkan keahliannya, Manteb banyak belajar kepada para dalang senior, misalnya kepada dalang legendaris Ki Narto Sabdo pada tahun 1972, dan kepada Ki Sudarman Gondodarsono yang ahli sabet, pada tahun 1974.

Pada tahun '70 dan '80-an, dunia pedalangan wayang kulit dikuasai oleh Ki Narto Sabdo dan Ki Anom Suroto. Ki Manteb berusaha keras menemukan jati diri untuk bisa tetap eksis dalam kariernya.

Jika Ki Narto mahir dalam seni dramatisasi, sedangkan Ki Anom mahir dalam olah suara, maka Ki Manteb memilih untuk mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah sabet.

Ki Manteb mengaku hobi menonton film kung fu yang dibintangi Bruce Lee dan Jackie Chan, untuk kemudian diterapkan dalam pedalangan.

Halaman
1234

Berita Terkini