Kisah ABK Selamat dari Tragedi Tenggelamnya 14 Kapal di Kalbar, Bertahan 11 Jam Mengapung di Laut

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Detik-detik Tim SAR Pontianak mengevakuasi korban kapal tenggelam di perairan laut Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu 17 Juli 2021 pagi WIB. Tim SAR menemukan tiga korban meninggal dunia dalam tragedi 14 kapal tenggelam di perairan laut Kalbar.

TRIBUNSOLO.COM - Tragedi kapal tenggelam terjadi di perairan Kalimantan Barat.

Kejadian ini mengakibatkan 14 kapal nelayan tenggelam dan puluhan orang hilang.

Baca juga: Kecelakaan di Sragen Tembus 512 Kasus Selama Januari-Juli 2021, Korban Tewas Sudah Mencapai 56 Orang

Penyebab peristiwa ini karena badai menghantam perairan Kalimantan Barat.

Untuk diketahui, badai terjadi pada Rabu (14/7/2021) dini hari.

Dari laporan yang ia terima, cuaca di laut sangat buruk dan gelombang mencapai tinggi hingga 5 meter.

“Dari informasi yang diterima, ketika itu cuaca di laut sangat buruk. Gelombang mencapai 4 hingga 5 meter,” ujar Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak Eryk Subarianto kepada wartawan, Jumat (16/7/2021)..

Musibah yang menerpa 14 kapal di perairan Kalimantan Barat (Kalbar) menyisakan kisah pilu para korban dan keluarganya.

Puluhan nelayan menjadi korban dalam persitiwa tersebut.

Sejumlah korban berhasil selamat, ada yang masih hilang dan beberapa di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Anto (36), awak Kapal Motor (KM) Kenangan Usaha, satu di antara korban selamat setelah berhasil ditemukan tim pencari.

Anto diselamatkan setelah sekitar 11 jam terombang amning di selatan perairan Pulau Datok, Kayong Utara, Kalbar.

Berdasarkan keterangan Anto, KM Kenangan Usaha tenggelam di selatan perairan Pulau Datok, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Selasa 13 Juli 2021 sekitar pukul 21.00 malam WIB.

Menurutnya, KM Kenangan Usaha dengan 10 awak berangkat melaut selama belasan hari.

Anto menceritakan pada persitiwa malam itu ombak setinggi 5-6 meter disertai hujan petir menerjang KM Kenangan Usaha.

“Awalnya kapal miring. Dengan mengenakan pelampung, kami disuruh kumpul. Selang beberapa waktu kemudian, kapal terbalik,” kata Anto.

Setelah kapal terbalik para awak sempat tenggelam, namun muncul lagi ke permukaan air dalam kondisi gelap.

“Kami panggil kawan-kawan yang lain, masih ada semua. Semuanya langsung pegang tali. Menunggu jemputan kapal,” katanya.

Saat itu, ombak di laut masih cukup besar.

Sambil memegang tali-tali kapal, Anto bersama rekan-rekannya sempat menunggu kapal penolong.

Namun, beberapa jam berlalu, kapal tak kunjung datang.

 

Evakuasi jenazah korban kapal tenggelam di Muara Jungkat yang dibawa ke dermaga KPLP Jalan Kom Yos Sudarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis 15 Juli 2021. Menurut Basarnas Pontianak setidaknya petugas masih mencari 51 awak kapal masih dalam pencarian, sedangkan dua awak kapal ditemukan dalam keadaan meninggal dunia akibat cuaca buruk yang menghantam 12 kapal ikan dan dua kapal tugboat di tiga lokasi berbeda, yaitu di Muara Jungkat, Muara Kubu, dan Muara Pemangkat. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Destriadi Yunas Jumasani)

“Tak mampu lagi,” kata Anto menirukan suara satu di antara rekannya malam itu.

“Kalau tak mampu lepas saja. Kita pasrah kepada Tuhan,” jawab Anto.

Sudah ada dua kapal yang melewati Anto.

Namun, awak kapal tersebut tidak melihatnya.

“Ada 2 kapal lewat. Saya melambai, tidak ada respons,” jelas Anto.

Dengan menggunakan baju pelampung, Anto mengapung di lautan selama sekitar 11 jam.

Keesokan harinya, Rabu 14 Juli 2021 pagi WIB, sekitar pukul 07.00 WIB, Anto diselamatkan oleh awak kapal dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.

“Kami melambai. Nafas sudah hampir habis,” ucapnya.

Baca juga: Kecelakaan di Sragen Tembus 512 Kasus Selama Januari-Juli 2021, Korban Tewas Sudah Mencapai 56 Orang

Korban Hilang

Rahmat Dani (18), warga Kabupaten Kubu Raya (KKR) adalah satu di antara korban kecelakaan kapal di perairan wilayah Kalbar yang hingga Jumat 16 Juli 2021 belum ketemukan.

Dia bersama rekannya sembilan ABK Kapal Nelayan KM Kawan Lama yang diketahui mencari ikan di perairan Kalbar sekitar Pulau Datok, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah.

Madi, orangtua Rahmat menuturkan dirinya mendapatkan informasi anaknya melaut untuk mencari ikan di sekitar wilayah Kecamatan Sui Kunyit, Mempawah.

"Mereka itu 10 orang semuanya termasuk anak kami, dia ABK Kapal Kawan Lama, dari Jeruju Besar," kata Madi dihubungi melalui telepon, Jumat 16 Juli 2021.

Madi pun hanya bisa berharap anaknya bersama kawan-kawanya bisa ditemukan dalam keadaan selamat.

“Kami juga menghubungi keluarga di Mempawah untuk minta bantuan mencarikan informasi.” kata Madi.

Evakuasi jenazah korban kapal tenggelam di Muara Jungkat yang dibawa ke dermaga KPLP Jalan Kom Yos Sudarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis 15 Juli 2021. Menurut Basarnas Pontianak setidaknya petugas masih mencari 51 awak kapal masih dalam pencarian, sedangkan dua awak kapal ditemukan dalam keadaan meninggal dunia akibat cuaca buruk yang menghantam 12 kapal ikan dan dua kapal tugboat di tiga lokasi berbeda, yaitu di Muara Jungkat, Muara Kubu, dan Muara Pemangkat. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Destriadi Yunas Jumasani)

Gubernur Sutarmidji Pantau Langsung

Akibat cuaca buruk beberapa waktu lalu sebanyak 14 Kapal tenggelam di wilayah perairan Kalbar, pada Rabu 14 Juli 2021.

Gubernur Sutarmidji mengatakan saat ini selain dihadapkan dengan pandemi Covid-19 Kalbar juga tengah dihadapkan dengan cobaan, berupa banjir yang terjadi di Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Landak, Mempawah, Kayong Utara, Kubu Raya.

Tak hanya itu, cobaan lainnya ada 14 kapal yang terkena badai dan hingga kini masih ada 47 orsng nelayan yang belum ditemukan.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji akan menyambangi Posko SAR Gabungan.

Dikatakannya, masih ada 47 orang nelayan yang hilang yang sampai kini belum ditemukan.

“Jadi ada yang ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia sebanyak empat orang. Jadi 47 orang lainnya masih dicari, kami terus pantau dan ikuti perkembangannya,” ujarnya, Jumat 16 Juli 2021.

Ia berdoa dan berharap agar nelayan yang masih hilang ditemukan dalam keadaan selamat.

“Bantuan sudah dikirim, sebagian sudah  sampai besok. Insya Allah jajaran Pemda Kalbar dan Kabupaten/Kota siap menangani hal ini. Terima kasih kepada Basarnas, TNI dan kepolisian yang telah membantu segalanya,” ujarnya.

Sutarmidji juga berterima kasih kepada Kapolda Kalbar yang sudah meninjau langsung ke posko.

“Besok saya akan ke Posko, setelah saya tangani dulu pendistribusian beras untuk daerah-derah yang terdampak banjir,” jelasnya.

Kondisi update telah disampaikan sebelumnya bahwa 14 Kapal itu tenggelam di tiga titik.

Sembilan titik di Wilayah perairan Jungkat, Kabupaten Mempawah, dua titik di Perairan Kubu Raya, dan tiga di wilayah perairan Sambas.

Data terkini, 80 orang ditemukan selamat dan sudah dievakuasi.

Sembilan orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan 47 orang masih dalam pencarian. (Hadi Sudirmansyah, Anggita Putri, Viqri Rahmad Satria)

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul KISAH Anto Sepanjang Malam Terombang-ambing di Laut saat Tragedi 14 Kapal Tenggelam Dihantam Ombak, 

Berita Terkini