TRIBUNSOLO.COM, AMERIKA SERIKAT - Virus Corona varian Delta menjadi momok baru penularan Covid-19 di Amerika Serikat.
CDC, atau lembaga penanganan wabah di AS, menyebut sebanyak 83 persen kasus Covid-19 di AS, merupakan virus Corona varian Delta.
Baca juga: Pria yang Tularkan Corona Varian Delta di Brisbane Australia, Ternyata Baru Datang dari Indonesia
Data 22 Juli, AS mencatat 63 ribu kasus baru per hari.
"Peningkatan kasus sungguh dramatis, naik hingga 50 persen dari 3 Juli 2021," kata Dr. Rochelle Walensky, Direktur CDC, Selasa (20/7/2021), dikutip dari CNN.
Ilmuwan di AS juga menyadari bila varian Delta lebih cepat menular dibanding Corona varian lain.
Andy Slavitt, mantan penasehat Gedung Putih untuk urusan Covid-19 menyamakan varian Delta dengan kasus Corona yang menyerang mereka yang memakai steroid.
"Mereka sama-sama menular dua kali lebih hebat," kata Slavitt.
Menurut Slavitt, kunci mengalahkan varian Delta adalah vaksin.
Sayang, tingkat vaksinasi di Amerika Serikat ternyata juga masih belum sesuai harapan.
Berdasar data CDC, Lebih dari 50 persen warga AS belum menerima vaksin lengkap.
Problem terbesar AS adalah bukan soal minimnya stok vaksin.
Kebanyakan, mereka yang menolak vasin di AS, karena memang enggan divaksin.
Bila AS belum berhasil menekan angka warga yang belum vaksin, para ahli mengkhawatirkan outbreak atau wabah Covid-19 dalam skala besar, akan kembali menimpa Negeri Paman Sam.
Menular Cepat
Varian Delta kini menjadi ancaman baru pandemi Covid-19.