TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN – Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati ogah melonggarkan aturan meski PPKM di Kabupaten Sragen levelnya turun dari 4 menjadi 3.
Bupati menyampaikan kasus Covid-19 memang sudah mulai agak melandai, namun bukan berarti pihaknya akan melakukan pelonggaran, ditakutkan terjadi out break.
"Catatan yang penting adalah kasus sudah mulai agak melandai tapi bukan berarti kita loss lagi karena kita tidak mau terjadi outbreak seperti kemarin," kata Yuni, Selasa (10/8/2021).
Meskipun angka positivity rate sudah turun, Yuni mengatakan angka kematian di Sragen masih cukup tinggi yakni mencapai 5 persen.
Baca juga: Libur Muharram, Tawangmangu Tak Padat Merayap karena Wisata Tutup, Tapi Banyak yang Berburu Kuliner
Baca juga: Perasaan Campur Aduk Keluarga di Kalikotes Klaten : Gali Liang Lahat, Ternyata Ibunya Masih Hidup
Dikatakan, berdasarkan hasil rapat evaluasi seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo hanya ada dua wilayah yang level PPKM turun.
"Wilayah aglomerasi Soloraya sudah turun semua ke level 3, yang ada di Level 4 hanya ada dua Kabupaten di Jawa Tengah menurut perhitungan Provinsi," kata dia.
Dari hasil penurunan level tersebut, Yuni menilai pemberlakuan PPKM Darurat hingga Level di Sragen cukup efektif.
Salah satu indikator ialah angka positivity rate Covid-19 yang mengalami penurunan.
Yuni belum bisa memastikan tambahan angka kematian ini dari faktor mana, bisa saja banyaknya warga yang Isoman dirumah ataupun faktor lain.
Yang menarik, Yuni mengatakan daerah-daerah yang cakupan vaksinnya cukup baik angka kematian lebih rendah dibandingkan daerah yang cakupan vaksinasi dibawah 20 persen.
Hla ini membuktikan bahwa vaksinasi efektif, sehingga daerah yang vaksinasinya rendah akan terus dikejar agar cakupan vaksinasi tinggi.
"Jadi vaksin itu efektif, bisa dikejar vaksinnya daerah yang cakupannya masih rendah nanti akan dikirimkan vaksin dibandingkan yang tinggi," kata Yuni.
Baca juga: Terjadi Lagi, Ada Insiden Peti Mati Kosong,Kini Pasien Corona Katanya Meninggal Ternyata Masih Hidup
Baca juga: Kisah Bakul Bakso Keliling Gowes Sejauh 650 Km dari Tangerang ke Wonogiri : Demi Sambut HUT ke-76 RI
Target yang disampaikan Menko Marves Luhut Panjaitan ketika berkunjung di Sragen Kamis lalu belum bisa dilakukan. Mengingat vaksin belum mulai didistribusikan.
"15 ribu dosis per hari belum karena vaksinnya belum ada. Kemarin kami berhasil menyuntikkan sehari 5 ribu, sebagai pemanasan lah," katanya.
Pasien Diobati Ivermectin
Para pasien Covid-19 di Kabupaten Sragen resmi diobati ivermectin, tetapi bagi mereka yang bergejala ringan dan OTG.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan pengadaan obat Ivermectin diikutkan dengan pengadaan obat-obatan lainnya, sehingga tidak ada anggaran khusus.
"Ivermectin itu sama dengan pengadaan kita beli Oseltamivir, vitamin C hingga D sesuai kebutuhan saja," kata dia.
"Anggarannya sama dengan beli obat lain, jadi tidak bisa menjawab detail untuk invermectin pengadaan di DKK," jelasnya menekankan.
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh untuk Meredakan Batuk Berdahak, Pilih yang Mengandung Daun dan Buah Pala
Baca juga: Awas Kecele, Malam 1 Suro Ini Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran Tak Gelar Kirab Pusaka
Obat tersebut digunakan untuk warga Sragen yang melakukan isolasi terpusat (isoter) di Gedung Technopark Ganesha Sukowati Sragen dan mereka yang Isoman di rumah tanpa gejala.
Jika untuk yang bergejala ringan hingga berat pasien diberi obat sesuai dengan ketentuan Dokter Penanggulangan Jawab Pelayanan (DPJP).
"Kalau untuk gejala sedang sampai berat di RS tergantung DPJP karena clinical pathway (jalur klinis) nya sudah ada bisa saja kita minta ivermectin kita," kata Yuni.
Namun dirinya mengaku saat ini pihaknya memfokuskan untuk Ivermectin dimasukkan atau diberikan kepada pasien yang gejala ringan dan tanpa gejala.
Yuni mengatakan dalam hal ini, RSI Amal Sehat Sragen juga telah memberikan CSR berupa 10 paket Ivermectin, Vitamin C dan Vitamin D sehingga tidak hanya pengadaan dari Pemkab Sragen.
"Jadi saat ini yang didistribusikan itu terlebih dahulu ke pasien Isoman, nanti kalau sudah habis baru belanja," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Status PPKM di Sragen Turun ke Level 3, Bupati Tak Mau Ada Pelonggaran