Berita Sragen Terbaru

Inilah Situs Sambi Galuh di Sambungmacan, Jadi Tempat Bertemunya Putri Cempo dan Prabu Brawijaya V

Penulis: Septiana Ayu Lestari
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situs Sambi Galuh di Dusun Mojopahit, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.

Namun, dengan perkembangan zaman, semakin jarang orang yang datang utuk hal itu.

"Selain pohon sambi, juga ada sendang Putri Cempo yang kini airnya masih mengalir," aku dia.

Jejak Majapahit di Sragen

Mitos orang Sunda tak boleh menikah dengan orang Jawa masih melekat pada sebagian kelompok.

Kepercayaan itu muncul setelah Perang Bubat yang terjadi pada tahun 1357 pada abad ke-14.

Perang tersebut terjadi karena adanya perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit (Jawa), dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Padjajaran (Sunda).

Akibat peperangan tersebut, mengakibatkan banyak korban berjatuhan, terbanyak dari rombongan kerajaan Padjajaran.

Sejak saat itu, ada mitos tak akan langgeng pernikah antara Sunda dengan Jawa.

Dusun Mojopahit dan Dusun Sambigaluh yang letaknya berdampingan, di (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

Namun mitos itu terpatahkan oleh keberadaan 2 dusun di Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.

Bagaimana ceritanya?

Ya, di Sambungmacan ada Dusun Mojopahit yang mempresentasikan suku Jawa dan ada Dusun Sambigaluh yang mewakili suku Sunda.

Di mana, letak kedua dusun berdampingan yang tergabung dalam satu desa, yakni Desa Sambungmacan.

Pegiat Sejarah Bumi Sukowati, Tejo Cahyono mengatakan keberadaan dusun tersebut menjadi bukti bahwa Suku Jawa dan Sunda hidup berdampingan.

"Kalau ada larangan tersebut, seharusnya kedua dusun itu tidak ada, karena suatu desa terbentuk terlebih dahulu, jauh sebelum adanya larangan itu," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (11/10/2021).

Di dusun Mojopahit, terdapat situs Sambigaluh dengan ditandai dengan adanya pohon Sambi.

Halaman
123

Berita Terkini