Berita Sragen Terbaru

Kesaksian Warga saat KA Gajayana Sambar Mobil di Sragen : Bunyi Ledakan Keras,Malah Dikira Ban Pecah

Penulis: Septiana Ayu Lestari
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi mobil yang remuk tak berbentuk usai tersambar kereta di perlintasan tak berpalang pintu di Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Senin (11/10/2021) malam.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Peristiwa mengerikan saat KA Gajayana menyambar mobil di perlintasan Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen mengejutkan warga.

Adapun warga sekitar, Tarno mengatakan terdengar bunyi ledakan keras, seperti ban meletus saat detik-detik kejadian pada Senin (11/10/2021) sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat itu banyak warga langsung berbondong-bondong menghampiri, karena memang suaranya sangat keras.

"Terdengar bunyi ledakan keras, saya kira ban meletus, kan ini juga dekat pinggir jalan besar," katanya kepada TribunSolo.com.

Namun, setelah dicek ternyata telah terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api.

Baca juga: Inilah Mobil yang Tertabrak KA Gajayana di Sragen : Remuk Tak Berbentuk, Roda Sampai Berada di Atas

Baca juga: Mobil yang Tersambar KA Gajayana di Jetak Sragen, Terpental hingga Puluhan Meter dan Masuk ke Sawah

Menurut Tarno, dulu perlintasan kereta api tersebut sudah ada palang pintunya.

"Tapi, sekarang sudah tidak dipasang lagi," jelas dia.

Selain itu, juga tidak ada petugas yang setiap hari menjaga kawasan tersebut.

"Kalau ada petugas, pas Lebaran saja," ujarnya.

Padahal, jalan di Dukuh Bedowo termasuk jalan ramai, yang banyak dilalui pengendara, baik roda 2 maupun roda 4.

Tarno menuturkan, jika perlintasan kereta api tersebut, sudah sering terjadi kecelakaan.

"Sering sekali di sini terjadi kecelakaan, mulai dari saya kecil, sudah berapa banyak," pungkasnya.

Ringsek Tak Berbentuk

Mobil Isuzu Panther berplat polisi AD-9207-JF mengalami kerusakan yang luar biasa.

Yakni setelah tertabrak KA Gajayana dan terpental puluhan meter di perlintasan tak berpalang pintu di Desa Jetak, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sragen, Senin (11/10/2021) malam.

Di dalam mobil itu adalah pasangan suami istri berusia paruh baya, yakni Hadi Mulyono (61) dan Sukinem (58), asal Dukuh Dayu, Desa Jurangrejo, Kecamatan Karangmalang.

Keduanya pun dinyatakan meninggal dunia seketika karena peristiwa mengerikan tersebut.

Petugas kamar jenazah RSUD Sragen, Dedi membenarkan pihaknya menerima kedua jenazah tersebut malam tadi.

"Iya dalam keadaan sudah meninggal dunia, ini di kamar jenazah," kata dia kepada TribunSolo.com.

Baca juga: BREAKING NEWS : KA Gajayana Tujuan Jakarta Sambar Mobil di Sidoharjo Sragen

Baca juga: Aturan Terbaru Naik Pesawat dan Kereta Api di Masa PPKM, Kini Bisa Tanpa PeduliLindungi

Awalnya pukul 19.00 WIB KA Gajayana, relasi Malang - Gambir melintas, tetapi di km 237+9, antara Sragen-Masaran tepatnya di Desa Jetak mengalami nasib nahas.

Tiba-tiba di perlintasan palang pintu KA Gajayana menabrak sebuah mobil.

"Selanjutnya KA Gajayana berhenti melakukan pengecekan rangkaian dan masinis menghubungi pusat pengendali perjalanan KA Daop 6 Yogyakarta," kata Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Supriyanto kepada TribunSolo.com.

Mendapatkan informasi dari pusat pengendali KA Daop 6 Yogyakarta, Stasiun Sragen dan stasiun Masaran serta unit Pengamanan KAI segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

"Termasuk kepolisian setempat, untuk mengamankan lokasi serta perjalanan KA. Selanjutnya kendaraan dan korban ditangani pihak Kepolisian," jelasnya.

"Posisi mobil dalam kondisi rusak dan preipal jalur KA," aku dia.

Setelah menabrak lanjut dia, KA Gajayana berangkat kembali dari kilometer menuju stasiun Masaran untuk kembali dilakukan pengecekan.

Dalam pengecekan di stasiun Masaran diketemukan ada gangguan pada lokomotif, sehingga dilakukan pengiriman lokomotif pengganti dari Solo Balapan.

Baca juga: Inilah Situs Sambi Galuh di Sambungmacan, Jadi Tempat Bertemunya Putri Cempo dan Prabu Brawijaya V

"Kami menghimbau kepada pengguna jalan yang hendak melewati perlintasan KA, baik yang dijaga maupun tanpa palang pintu, agar berhati-hati, pastikan aman saat akan melintas jalur KA," harap dia.

"Diperlintasan tersebut, rambu-rambu peringatan sudah lengkap. Masyarakat pengendara agar mematuhi rambu-rambu tersebut, serta selalu berhati-hati untuk keselamatan bersama," jelasnya.

Pernah Terjadi di Kalijambe

Sebelumnya, kejadian serupa pernah terjadi di perlintasan Kalijambe Sragen.

Dua orang anggota Polsek Kalijambe tewas terjepit dalam kecelakaan maut antara kereta api (KA) Brantas jurusan Pasarsenen-Blitar dengan mobil patroli pada Minggu (14/12/2020) malam. 

Seorang saksi mata, Joko Cahyono menuturkan, sekira pukul 22.45 WIB ia mendengar suara benturan yang keras sekitar pukul 22.45 WIB. 

Baca juga: Pesan WA Terakhir Bripka Slamet Mulyono Sebelum Tewas Dihantam Kereta : Pamit Mau Patroli

"Saya langsung ke luar rumah setelah mendengar suara itu," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Senin (14/12/2020). 

Rumah Joko yang tidak jauh dari jembatan yang mana mobil terseret kurang lebih 100 meter dari lokasi kejadian. 

"Pas saya lihat posisi dua orang polisi duduk di depan dan posisinya terjepit," jelasnya. 

Ia menyebut, posisi mobil patroli terjepit di bagian gerbong nomor dua dari belakang. 

"Jadi posisinya lokomotif, gerbong, gerbong, lalu mobil polisi yang terjepit," paparnya. 

Dia hanya melihat ada dua orang dalam mobil tersebut. 

"Untuk anggota TNI sudah tidak ada di dalam mobil pas saya cek," katanya. 

Diduga anggota TNI Koramil Kalijambe terlempar ke sungai cemoro. 

"Sampai siang ini masih dalam pencarian," katanya. 

Kronologi

Kecelakaan maut melibatkan mobil Polsek Kalijambe yang berisi tiga anggota polisi dan satu tentara tersambar kereta api pada Minggu (13/12/2020) tepatnya pukul 22.45 WIB.

Peristiwa tersebut terjadi di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen.

Baca juga: BREAKING NEWS : Honda Mobilio Tertabrak Kereta Api di Gemolong, Mobil Terpental & Pengemudi Selamat

Berdasarkan informasi yang dihimpun, mobil patroli itu tersambar kereta api (KA) Brantas jurusan Pasarsenen-Blitar.

Kendaraan merek Mitsubishi Strada saat itu sedang berpatroli dan melintas di perlintasan sebidang tanpa palang.

"Perlintasan itu berada di JPL 159 yang tidak ada palangnya," ungkap Humas DAOP VI Yogyakarta, Supriyanto kepada Tribunsolo.com, Senin (14/12/2020).

Supriyanto menjelaskan, diduga pengemudi mobil tidak tahu jika ada KA yang melintas.

"Sehingga kecelakaan tidak terhindarkan," paparnya.

Benturan keras antara mobil dan KA membuat mobil itu ringsek tidak berbentuk.

Akibat insiden tersebut satu dari empat penumpang belum ditemukan jenazahnya hingga berita ini diturunkan.

Identitas tiga orang penumpang yang tewas tersambar kereta api yakni Pelda Eka Budi (50) anggota TNI, warga Dukuh/Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe.

Korban kedua bernama Aipda Samsul Hadi (57), anggota Polsek Kalijambe, asal Kecamatan Gemolong.

Korban ketiga Bripka Slamet Mulyono (45), pekerjaan Polisi, asal Kota Solo.

Sebelumnya diberitakan, mobil Polsek Kalijambe berisi tiga anggota polisi dan satu tentara tersambar kereta api di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen pada Minggu (13/12/2020) tepatnya pukul 22.45 WIB.

Terpisah, Kepala Basarnas Semarang Nur Yahya mengatakan bahwa akibat insiden itu, dua penumpang di dalamnya harus meregang nyawa dan seorang lagi hilang diduga terlempar ke sungai Cemoro.

"Pelda Eka Budi diduga terlempar ke sungai Cemoro," jelasnya, Senin (14/12/2020).

Dijelaskannya, mobil patroli itu tertabrak kereta api di perlintasan rel kereta api jalan Solo- Purwodadi KM 13.

Diketahui mereka hendak melintasi rel kereta api dari Timur menuju ke Dukuh Siboto Desa Kalimacan.

"Saat melintas dari arah Utara melaju sebuah kereta api Brantas menuju Selatan sehingga terjadi kecelakaan," ujarnya.

Mobil Patroli terseret kereta api kurang lebih 100 meter dan tepat berhenti di jembatan kereta diatas sungai Cemoro.

"Saat di atas jembatan itu diduga anggota koramil terlempar kedalam sungai," katanya.

Saat ini tim SAR gabungan masih berusaha mencari keberadaan Pelda Eka Budi yang diduda terpental ke dalam sungai cemoro.

"Semoga korban segera ditemukan," katanya. (*)

Berita Terkini