Imbas Ucapan 'Tuhan Kita Bukan Orang Arab', Jenderal Dudung Dilaporkan ke Puspomad

Penulis: Tribun Network
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KSAD Jenderal Dudung Abdurachman saat memimpin apel gelar pasukan jajaran TNI AD wilayah Jabodetabek di Monas, Jakarta, Selasa (25/1/2022).

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA -- Imbas ucapan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang viral di media sosial, ia kini dilaporkan ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad). 

Sosok yang melaporkan Jenderal Dudung antara lain Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti-Penodaan Agama (Kuhap APA).

Adapun Jenderal Dudung dilaporkan terkait pernyataan "Tuhan kita bukan orang Arab'".

Baca juga: Jenderal Dudung Siap Perang Lawan Kelompok Radikal, Beri Pesan ke Prajurit: Jangan Jadi Ayam Sayur

Baca juga: Lihat Istri TNI AD Hamil 8 Bulan Harus Ditinggal Suami Dinas ke Papua, Begini Reaksi Jenderal Dudung

"Kami yang mengetahui atau menyaksikan telah terjadi dugaan kuat adanya perbuatan pelanggaran hukum atau delik yang dilakukan oleh Saudara Dudung Abdurachman, seorang perwira tinggi yang berpangkat jenderal yang mengemban tugas sebagai abdi negara selaku KSAD, yang tentunya secara hukum melekat pada dirinya kewajiban melindungi tumpah darah Indonesia bangsa dan tanah air NRI serta seyogianya memiliki kepribadian dan kebijakan yang patut digugu dan ditiru," kata anggota Kuhap APA, Damai Hari Lubis, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/1/2022).

"Namun pada kenyataannya Jenderal Dudung Abdurachman melakukan tindakan yang sebaliknya daripada kewajiban-kewajiban tupoksinya terkait pernyataan Tuhan Bukan Orang Arab."

Diketahui, pelaporan terhadap Dudung dilakukan pada 28 Januari 2022.

Laporan tersebut disampaikan terkait dugaan tindak pidana penodaan agama dan penyiaran berita atau pemberitahuan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat.

Laporan itu dilakukan atas nama pelapor A Syahrudin.

Laporan tersebut terkait dengan pernyataan Dudung di dalam video yang dipublikasikan di podcast YouTube Deddy Corbuzier yang dipublikasikan pada 30 November 2021.

 Damai mengklaim bahwa laporan terhadap Dudung telah diterima oleh petugas bernama Agus Prasetyo.

Siap Perang Lawan Kelompok Radikal

Beberapa hari lalu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, sempat mengisi trending topik Twitter, Rabu (26/1/2022) pagi.

Hal itu karena ucapannya yang siap berperang melawan kelompok radikal di Indonesia.

Menurut Dudung, saat ini kelompok radikal sudah memasuki beberapa elemen masyarakat, salah satunya adalah elemen mahasiswa.

Dudung mengetahui hal tersebut berdasarkan hasil Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan Tahun 2022 beberapa waktu lalu.

Baca juga: Inilah Brevet Cakra yang Dimiliki Pratu Sahdi, Jenderal Dudung Berduka Kehilangan Satu Prajurit Elit

"Oleh karena itu, komandan (satuan) sudah menentukan langkah antisipasi, kewaspadaan agar prajurit kita siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi," ujar Dudung saat memimpin apel gelar pasukan yang diikuti 2.655 prajurit TNI AD wilayah Jabodetabek di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa (25/1/2022).

Dudung pun memerintahkan agar seluruh elemen TNI AD peka terhadap perkembangan kelompok radikal tersebut sebaga wujud antisipasi.

Hal itu seharusnya dilakukan, sebab kata Dudung, perkembangan kelompok radikal saat ini bisa terjadi hanya dalam waktu hitungan menit saja.

"Oleh karena itu, jangan ragu, harus tahu tempat sampai koordinat di mana kelompok radikal berada. Hingga suatu ketika nanti saatnya yang tidak memungkinkan kalian tahu di mana," tegas eks Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.

Di samping itu, Dudung meminta prajurit TNI AD untuk segera melakukan pembinaan kepada masyarakat.

Menurut dia, momen pembinaan ini bisa menjadi kesempatan untuk memberikan pemahaman bahwa kelompok radikal bisa merusak kesatuan bangsa.

Dalam kesempatan ini, Dudung juga menyampaikan, posisi prajurit TNI AD sangat strategis. Karena itu, ia meminta prajurit TNI AD tidak ragu menghadapi situasi apa pun.

"Jangan kita terbuai dengan tugas pokok menghadapi ancaman dari luar yang paling mungkin adalah ancaman dari dalam," kata Dudung. 

Jangan jadi ayam sayur

Selain itu, Dudung meminta prajuritnya tidak ragu-ragu mengambil sikap terhadap penganggu Pancasila.

Untuk itu, ia meminta prajuritnya bisa menjadi seorang petarung dan pemberani.

"Saya minta kalian harus jadi petarung, jagoan, dan pemberani. Jangan jadi ayam sayur, kalau diadu kalahan," tegas Dudung.

Dudung juga meminta supaya prajurit TNI AD menunjukkan jati dirinya sebagai pejuang dan tentara rakyat yang profesional.

Menurut dia, setiap prajurit TNI AD harus menyadari bahwa apa pun yang dilakukan prajurit hanya untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi.

"Karena rakyat adalah segala-galanya bagi TNI AD," katanya.

Selain itu, Dudung meminta supaya prajurit TNI AD mempertajam kepekaan terhadap perkembangan situasi dan melakukan tindakan proaktif terhadap segala bentuk ancaman.

Hal itu terutama yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut dia, media sosial saat ini sudah banyak kelompok dan orang per orang yang mencoba menganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Untuk itu, dia memerintahkan prajuritnya dapat memegang teguh Pancasila dan melakukan antisipasi terhadap perkembangan situasi saat ini.

"Jangan terkecoh dengan perkembangan di media sosial, bahkan jangan coba-coba apabila ada kelompok radikal yang masuk di tubuh TNI AD," ucap dia.

"Saya tidak akan segan untuk menindak secara hukum kepada prajurit yang sudah terpapar kelompok radikal," sambung dia.

Dudung mengatakan, prajurit TNI AD harus bisa melakukan tindakan yang dapat berdampak terhadap kesejahteraan rakyat.

Menurutnya, rakyat saat ini tengah menantikan ketegasan TNI AD.

"Apabila terjadi sesuatu, maka TNI dan rakyat akan bahu membahu memukul kelompok-kelompok yang mencoba mengganggu kesatuan RI. Rakyat Indonesia sangat menantikan ketegasan dan kehadiran kita," imbuh dia.

Jangan sakiti rakyat

Dudung mengingatkan supaya prajurit TNI AD dapat mengimplementasikan Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI di mana pun mereka bertugas dan berada.

"Kalian harus pegang teguh Sapta Marga, 8 Wajib TNI," kata Dudung.

Menurut Dudung, jika Sapta Marga hingga 8 Wajib TNI dipegang, prajurit TNI AD tidak pernah akan melanggar apalagi menyakiti rakyat.

"Saya berhahap TNI AD hadir dan tunjukan kepercayaan kepada rakyat bahwa kalian bisa tampil dan membela untuk rakyat," ucap Dudung, dikutip dari Kompas.com dalam artikel: Kala KSAD Dudung Singgung Radikalisme dan Minta Prajuritnya Jangan Jadi Ayam Sayur.(*)

Berita Terkini