"Kasihan anak saya Pak, masih kecil. Bagaimana rasanya ditinggal kedua orangtuanya yang ditangkap polisi, Pak. Kami warga masih trauma," kata Ana.
Waliyah, warga Desa Wadas lainnya mengaku juga masih ketakutan dan trauma atas peristiwa tersebut.
Ia mengatakan bahwa suaminya ditangkap tanpa tahu masalah yang terjadi.
“Sekarang di rumah dan kalau lihat polisi atau pria asing berbaju hitam jadi ketakutan. Setiap hari mengurung diri di rumah, pintu selalu dikunci. Anak-anak juga trauma,” ujarnya.
Usai mendengarkan keluhan warga, Ganjar mengatakan akan menindaklanjuti peristiwa tersebut.
Menurutnya, untuk menyelesaikan permasalahan, ada tiga hal yang harus dilakukan.
Pertama, pihaknya akan melakukan evaluasi teknis. Kedua, metode pendekatan. Ketiga, menelusuri hal apa yang selama ini menjadi polemik, termasuk pro atau kontra dimasyarakat.
“Nah, yang ketiga ini sepertinya kurang. Maka dari itu, saya datang ke sini dan ingin mendengarkan secara langsung," kata Ganjar.
Adapun mengenai tuntutan warga untuk mencabut izin lokasi penambangan, Ganjar mengatakan hal itu yang akan dibicarakan secara teknis.
“Evaluasi teknis akan kami lakukan. Semua opsi masih ada peluang, makanya kita bicarakan," tutupnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul:Kunjungi Desa Wadas, Ganjar Minta Maaf dan Dengarkan Keluhan Warga Soal Izin lokasi Tambang