Berita Solo Terbaru

Nasib Produsen Kerupuk di Solo : Minyak Goreng Langka dan Melejit, Tapi Belum Berani Naikkan Harga

Penulis: Agil Trisetiawan
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah produksi kerupuk legendaris Kerupuk Sala, yang berada di Jalan Mundu II No.32, Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (25/2/2022).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng berbulan-bulan ini, tak hanya dikeluhkan emak-emak hingga penjual gorengan.

Produsen kerupuk yang menjadikan minyak jadi 'senjata' utamanya dalam berproduksi, ikut terdampak selama hampir dua bulan ini.

Di antaranya Kerupuk Sala, yang berada di Jalan Mundu II No.32, Kerten, Kecamatan Laweyan.

Menurut mandor Kerupuk Sala, Beni Hakim, biasanya mereka menggunakan minyak goreng curah.

Setiap harinya membutuhkan 180 kilogram minyak goreng untuk menggoreng kerupuk.

"Tapi untuk saat ini, kita gunakan minyak yang ada. Kalau curah gak ada, ya pakai yang minyak goreng kemasan," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (25/2/2022).

Beni menuturkan, harga minyak goreng kemasan tertinggi yang pernah dia beli seharga Rp 19.500 per liter pada bulan Januari lalu.

Sementara harga minyak goreng curah, dikisaran harga Rp 18.000 per liter.

"Padahal 180 kilogram minyak itu hanya bisa dipakai untuk 2 kali penggorengan, dengan produksi kerupuk kita sekitar 3 kwintal," ucapnya.

Dia tidak begitu merisaukan harga minyak goreng yang tinggi.

Baca juga: Perajin Tahu di Sragen Babak Belur karena Harga Kedelai dan Minyak Goreng, Omzet Turun 30 Persen

Baca juga: Kronologi Pengusaha Kerupuk Beli Minyak Goreng Malah Dikirimi Kuah Soto, Sudah 3 Kali Bertransaksi

Sebab, para pengusaha pasti akan melakukan adaptasi harga sesuai biaya produksinya.

Namun, dia meminta agar stok minyak goreng selalu ada untuk bisa memenuhi pasar.

"Minya goreng mahal tetap dibeli, karena kita butuh, kalau kita sampai berhenti produksi, perputaran ekonominya kan jadi mandek," ucapnya.

Beni menuturkan, meski berlangganan dengan sejumlah agen minyak goreng, namun selama dua bulan ini kesulitan untuk mendapatkan barang tersebut.

"Harus keliling sendiri mencari minyak goreng," aku dia.

Tak Naikkan Harga

Beni menjelaskan, meski apa-apa naik harga kerupuk tetap Rp 500 buah.

Di mana tidak hanya kerupuk, tetapi bahan baku tepung tapioka juga naik jadi Rp 950 ribu per kwintal.

Beni menuturkan, saat ini belum menaikan harga kerupuk karena persaingan pasar.

Baca juga: Info Minyak Goreng di Wonogiri : Alfa Omega Jual Rp 14 Ribu, Ada Syarat Minimal Belanja Rp 50 Ribu

Dirinya masih menggunakan subsidi silang, dari keuntungan bulan sebelumnya.

Namun untuk menekan biaya produksi yang membengkak karena mahalnya tepung tapioka, dan minyak goreng, kerupuk Sala baru mengurangi ukuran.

"Tapi kalau kita sudah kepepet, dalam 2 sampai 3 bulan biaya produksi masih tinggi, kita akan perbesar ukuran, nanti dijual Rp 1000," jelasnya. (*)

Berita Terkini