Berita Karanganyar Terbaru

Seminggu Puasa, Ini Harga Sembako Karanganyar : Cabai Naik Rp 7 Ribu, Daging Sapi Rp 10 Ribu Per Kg

Penulis: Mardon Widiyanto
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Daging sapi mengalami kenaikan.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Memasuki pekan pertama bulan Ramadan, harga kebutuhan pokok di Kabupaten Karanganyar merangkak naik.

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com di Pasar Jungke Karanganyar, harga telur, cabai hingga daging sapi mengalami kenaikan dari harga cukup mencolok.

Biasanya hanya Rp 22 ribu per kilogram, kini mencapai Rp 24 ribu per kilogram.

Kemudian harga cabai merah kecil dari Rp 38 ribu per kilogram menjadi sekitar Rp 45 ribu per kilogram

Kemudian harga daging ayam naik dari Rp 30 ribu per kilogram, kemudian naik ke angka Rp 34 ribu per kilogram.

Harga daging sapi super dari Rp 110 ribu per kilogram jadi sekitar Rp 120 ribu per kilogram.

Sementara itu harga beras jenis IR 64 masih normal yaitu sekitar harga Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram.

Sedangkan harga minyak goreng dalam kemasan masih tinggi yaitu berada di sekitar Rp 25 ribu per kilogram dan harga minyak goreng curah sekitar Rp 14 ribu per liter.

Pedagang di Pasar Jungke, Yanti menuturkan, kenaikan harga kebutuhan pokok ini sejak bulan Maret lalu.

"Harga kebutuhan pokok di sini sudah naik sejak bulan lalu, terutama harga minyak goreng kemasan," ucap Yanti kepada TribunSolo.com, Jum'at (8/4/2022).

Baca juga: Bos Daging Anjing Asal Gemolong Disikat, Tapi Kini Masih Ada Warung Guk-guk di Sukoharjo Beroperasi

Baca juga: Karanganyar Anggarkan Rp 1,5 M untuk Bantuan Sembako Gratis Warga Isoman: Isinya Ada Minyak 2 Liter

Yanti mengatakan kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut akan terus naik selama Ramadan.

Menurut dia, harga kebutuhan pokok ini akan terus mengalami kenaikan hingga menjelang hari raya Idul Fitri.

"Harga terus naik mas. Kenaikan harga ini akan terus berlanjut hingga menjelang lebaran,"kata Yanti.

Penjual daging ayam di Pasar Jungke, Suprianto menjelaskan, harga daging ayam ini juga akan kembali mengalami kenaikan seperti tahun lalu.

Dia menyebut saat ini harga daging ayam dari Rp 30 ribu per kg naik menjadi Rp 34 ribu per kg.

“Saat ini yang membeli kebanyakan bakul, permintaan juga turun, kalau biasanya beli 10 kg turun jadi 8 kg,” kata.

Sembako di Sragen

Menjelang datangnya bulan puasa, harga kebutuhan pokok di Kabupaten Sragen mulai naik.

Pedagang di Pasar Bunder Sragen, Rusmiati mengatakan hampir semua komoditas pangan harganya mengalami perubahan akhir-akhir ini.

"Yang naik, emping, bawang putih, telur bawang putih, mete, bawang merah malah turun," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (23/3/2022).

Lanjutnya, harga segala jenis tepung mulai naik Rp 1.000 hingga Rp 2.000.

Kenaikan juga terjadi pada komoditi gula, yang mana untuk gula kemasan bermerk ternyata saat ini mulai jarang ditemukan.

"Harga gula biasa Rp 14.500, itu naik terus perlahan, baiknya Rp 200 per kilogramnya," jelasnya.

"Untuk Gulaku Rp 13.800 per kilonya, tapi barangnya tidak ada, kalau kita pedagang dibatasi, dulu bisa ambil berapapun, sekarang cuma dikasih satu karton satu minggu," tambahnya.

Baca juga: Siasat Emak-emak di Sragen Harga Telur Naik : Belilah Telur Retak, Harga Sama, Dapat Lebih Banyak

Baca juga: Ancaman Ayah di Solo yang Bikin Anak Gadisnya Dicabuli 8 Kali : Menolak, Tak Dipinjami HP dan Motor

Sedangkan harga telur juga mulai merangkak naik, yang kini sudah menyentuh angka Rp 23.000-Rp 24.000/kilogram.

Minyak goreng kini mulai banyak ditemukan di pasar, namun dengan harga yang masih tinggi dikisaran Rp 25.000 per liter.

Cara Mensiasati Harga Naik

Harga komoditas telur mulai naik menjelang bulan Ramadan, tak terkecuali di Sragen.

Di Sragen misalnya, tiga pekan lalu harga telur masih di kisaran Rp 18.000-Rp 20.000 per kilogram, kini mulai menyentuh harga Rp 22.500-Rp 23.000.

Baca juga: Siap-siap Makanan Makin Pedas, Harga Cabai Rawit Merah Rp 35 Ribu, Seminggu Lalu Rp 60 Ribu per Kg

Bahkan ada pedagang yang menjual harga Rp 24.000.

Nah, emak-emak di Sragen rupanya punya taktik menyiasati harga telur yang naik ini.

Sejumlah pembeli, memilih membeli telur yang sudah tidak utuh atau telur retak. 

Hal tersebut diungkap oleh pedagang telur ayam di Pasar Bunder Sragen, Ratna,.

Ia mengatakan permintaan telur retak meningkat 50 persen. 

"Karena harganya mulai naik, banyak yang memilih membeli telur retak, permintaan naik 50 persen sekarang ini," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (23/3/2022). 

Biasanya peminat telur retak di kios Ratna hanya pembeli yang memiliki usaha pembuatan roti maupun kue. 

Namun, saat ini ternyata yang membeli telur retak malah kebanyakan merupakan konsumen harian atau emak-emak. 

"Kebanyakan konsumen harian yang sudah banyak pilih telur yang retak, kebanyakan sekarang yang beli bukan langganan saja, ibu-ibu rumah tangga banyak yang nyari," jelasnya. 

"Sebelumnya pas harga murah ya peminatnya tidak sebanyak ini," tambahnya. 

Hal itu dikarenakan, jika dibandingkan membeli telur utuh, emak-emak dapat menghemat uang belanja Rp 2.000 hingga Rp 3.000.

Tak hanya menghemat pengeluaran, jumlah telur yang didapatkan lebih banyak. 

"Kalau sekilo yang utuh biasanya dapat 16 sampai 17 biji, kalau yang sudah retak karena terkadang isinya sudah tumpah bisa mendapatkan hingga 20 biji," terangnya. 

Dalam sehari, biasanya Ratna bisa menjual satu hingga satu setengah kotak telur berukuran besar, yang selalu ludes dibeli pembeli.

Hingga pukul 10.00 WIB, telur retak yang disediakan Ratna sudah ludes dibeli dan dipesan oleh pelanggannya. 

Ratna memastikan telur retak yang dijualnya dalam keadaan baru dan segar, karena setiap hari telurnya ludes terjual. (*) 

Berita Terkini