Berita Solo Terbaru

Pernah Jadi Pemain Reog di Masa Muda, FX Rudy Paling Lantang Protes Malaysia Klaim Reog Ponorogo

Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani
Editor: Aji Bramastra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masyarakat menonton aksi protes pemain Reog Ponorogo terhadap klaim Malaysia, di Kota Solo, Jawa Tengah

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Puluhan pemain reog Ponorogo di Soloraya turun ke jalanan Kota Solo, tepatnya di jalan Ir. Juanda, Sabtu (9/5/2022) malam. 

Para pemain reog turun ke jalan sebagi bentuk protes langkah Malaysia yang mengklaim reog sebagai budaya asli mereka. 

Baca juga: Protes Reog Ponorogo Diklaim Malaysia, Puluhan Pemain Turun ke Jalan Gelar Pertunjukan di Solo 

Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk protes kepada Mendikbud dan Menteri Pariwisata. 

"Ini salah satu bentuk protes kepada Mendikbud dan Menteri Pariwisata. karena reog warisan budaya Indonesia, sehingga tidak bisa diklaim negara manapun, apalagi Malaysia," kata Rudy. 

Menurutnya, pemerintah harus benar-benar memperhatikan dan mempertahankan kebudayaan asli Indonesia.

"Malaysia itu dulu negara jajahan Inggris jadi tidak mungkin punya budaya reog," ungkapnya. 

Selama menjabat sebagai Walikota Solo, Rudy mengaku terus memberi perhatian pada budaya reog. 

Ternyata, ia pernah menjadi pemain reog.

"Dulu saya tiap RW saya beri reog, Dulu saya juga pemain reog jadi tahu," aku FX Rudy.

Sementara, dalam aksi di Solo, ada sekitar 20 dadak merak atau topeng reog yang dimainkan oleh sejumlah pemain.

Seorang peserta aksi dari paguyuban Reog Solo Bhirawa, Rahmat, menegaskan, Reog merupakan budaya asli Indonesia. 

Dirinya berharap UNESCO tidak meloloskan pengajuan dari negara Malaysia. 

"Reog ini resmi dari Indonesia, kita tidak terima reog diklaim oleh negara lain," ujarnya. 

Aksi protes itu juga ditunjukkan dengan menggelar pertunjukan reog. Bahkan, dalam aksi itu membuat jalan Juanda sempat macet. 

"Antusias masyarakat untuk menonton tinggi, hampir 90 persen jalan tertutup masyrakat yang menonton," paparnya. (*)

Berita Terkini