Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Masih menjadi misteri, penyebab tanah bergerak yang bikin heboh di Dukuh Ngasinan, Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
Tanah tersebut bergerak, pertama kali terjadi pada Kamis (14/4/2022) sekitar pukul 02.30 WIB.
Tanah yang berbentuk perbukitan tersebut terbelah menjadi dua, dengan lebar kurang lebih 1 meter dan memiliki kedalaman hingga 4 meter.
Atas kejadian itu, menyebabkan satu petak jalan rusak karena tanah di bawahnya terangkat naik ke atas.
Serta satu rumah milik warga setempat juga hampir ambruk, karena permukaan tanah yang muncul keatas.
Pantauan TribunSolo.com di lapangan, terdapat aktivitas tambang galian C di bawah tanah yang bergerak tersebut.
Saat didatangi, sudah tidak ada aktivitas penambangan lagi setelah tanah tersebut bergerak.
Namun, terlihat jelas, tebing hasil kerukan tanah nampak terlihat dengan ketinggian hingga beberapa meter.
Jarak galian c dengan rumah warga terdampak hanya terpisah jalan, kurang lebih sepanjang 10 meter.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak Bikin Warga Gemolong Cemas : Terjadi saat Terlelap Tidur, Bikin Rumah Rusak
Baca juga: Dream Theater Bakal Hentak Solo, Gibran Sebut Konser Digelar Agustus dan Harga Tiketnya Terjangkau
Menurut pemilik rumah terdampak, Sudarin (82) mengatakan aktivitas tambang tersebut sudah terjadi sekitar 40 hari.
"Pengambilan padasnya (tambang galian C) sudah 40 hari, sudah ratusan rit yang dibawa," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (16/4/2022).
Ia mengatakan selama berpuluh-puluh tahun, belum pernah terjadi kejadian seperti itu.
"Dulu saya ingat semenjak nenek moyang baru kali ini kejadian seperti itu," jelasnya.
Dulunya, sebelum ada aktivitas tambang galian C, tanah tersebut hanyalah ladang biasa.
Banyak pohon besar tumbuh diatasnya, yang kemudian ditebang satu persatu hingga menjadi lahan kosong.
Tanah tersebut memang lebih tinggi dari permukaan rumah warga yang ada disampingnya.
Sehingga, apabila terjadi musim hujan, warga sekitar akan dibayang-bayangi tanah longsor yang bisa datang sewaktu-waktu.
"Beberapa kali masih bergetar (tanahnya), perasaannya ya takut," kata Sudarin.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sragen, Agus Cahyono membenarkan jika kejadian itu adalah tanah bergerak.
"Tanah gerak, kemungkinan karena kemarin hujan terus menerus dengan intensitas agak tinggi sehingga tanah ambles," ujarnya.
Lanjutnya, sebelum ada aktivitas galian C sebelumnya memang pernah terjadi tanah longsor.
"Info dari warga sebelum ada galian C, kalau jujan ada tanah yang longsor, tapi musim hujan kali ini baru terdampak ke rumah warga dan jalan," paparnya.
Ia pun mengimbau kepada warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan, terkait ancaman bencana longsor.
"Dari Muspika dan BPBD mengimbau warga untuk waspada," imbaunya.
Terkait apakah aktivitas tambang galian C legal atau tidak, pemerintah setempat belum bisa dimintai keterangan.
Bikin Rusak Rumah Warga
Fenomena tanah bergerak terjadi di Dukuh Ngasinan, Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
Satu di antaranya yang terdampak yakni rumah Sudarin (82).
Akibatnya, bagian dapurnya hampir ambruk, karena tanah dibawahnya tiba-tiba terangkat naik.
Menurut Sudarin, kejadian tersebut terjadi pada Kamis (14/4/2022) lalu.
"Kejadiannya kemarin, jam 02.30 WIB waktunya membangunkan orang sahur, posisi saya sudah bangun untuk sahur," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (15/4/2022).
Sudarin tinggal bersama istrinya, yang juga sudah berusia lanjut dan seorang anaknya.
Beruntungnya, waktu kejadian tidak ada anggota keluarganya yang berada di dapur.
Waktu sedang sahur, Sudarin tiba-tiba mendengar bunyi gemuruh dari luar rumahnya.
"Iya terdengar bunyi gemuruh, bregedeg, saya bilang kae opo (itu apa), kelihatannya tanah padasnya runtuh ke utara," jelasnya.
Tak hanya terdengar bunyi gemuruh, Sudarin juga merasakan getaran tanah ketika peristiwa terjadi.
Baca juga: Pemkab Karanganyar Mulai Petakan Jalur Rawan Longsor, Antisipasi Mudik Lebaran Tahun Ini
Baca juga: Pengakuan Saksi Mata Longsor di Jatiyoso Karanganyar : Suaranya Keras Sekali, Lihat Orang Tertimbun
"Iya juga merasakan getaran," singkatnya.
Sudarin sendiri tidak langsung mengecek keadaan sekitar, karena kondisi masih gelap.
Kemudian, ia menyuruh anaknya untuk memeriksa keluar, dan mendapati tanah di dapurnya sudah terangkat naik.
"Setelah dilihat, rumahnya sudah rusak, sitine mumbul (tanahnya naik) saya periksa besok paginya saja, karena masih gelap," kata Sudarin.
Keesokan harinya, Sudarin mengecek langsung kondisi diluar dan mendapati tanah disekitar rumahnya sudah terangkat naik dan bagian jalan sudah retak-retak.
Melihat kondisi rumahnya, ia memilih untuk tidak mengungsi ke tempat anak atau kerabatnya, hanya sang istri yang mengungsi ke tempat anaknya di desa sebelah.
Genteng atapnya kemudian ia turunkan, dan penyangga rumahnya kini juga disangga menggunakan bambu agar tidak langsung runtuh.
Ia berencana meruntuhkan bangunan bagian dapur tersebut, kemudian dibangun dengan ukuran yang lebih kecil.
"Kalau kata pak Kepala Desa akan diberikan bantuan, disuruh tenang saja, tapi saya tetap tidak tenang," pungkasnya.
Sehari sebelumnya, di daerah Dukuh Ngasinan memang turun hujan, yang disusul keesokan pagi harinya terjadi tanah bergerak tersebut.
Bikin Cemas Warga
Tanah pekarangan yang sudah jadi hak milik warga Desa Jenalas, Gemolong itu bergerak ke bawah dan terbelah menjadi dua.
Awalnya, tanah tersebut bergeser beberapa centimeter saja dengan kedalaman kurang lebih dua meter.
Kemudian, diperkirakan malam harinya kembali terjadi pergerakan, sehingga kini lebarnya bertambah mencapai satu meter dengan kedalaman mencapai 4 meter.
Tanah yang patah diperkirakan memiliki panjang lebih dari 100 meter.
Warga yang datang karena penasaran pun heran, tanah yang patah lebarnya bertambah dan lebih dalam.
"Kemarin masih belum segitu, ini bertambah lebar lagi," kata ibu-ibu yang heran setelah melihat langsung keadaan tanah bergerak tersebut.
Juga terdengar sayup-sayup ketakutan warga, apa yang terjadi jika hujan lebat tiba mengguyur tanah padas tersebut.
Bisa saja, air yang turun bisa mendorong tanah menuju pemukiman warga yang berada disekitarnya.
Sisi lainnya, dibagian jalan cor di depan rumah salah satu warga yang terangkat naik sedikit dan hanya retak-retak dengan kondisi masih datar.
Namun, hari ini saat TribunSolo.com datang langsung ke lokasi kejadian, jalan berupa cor tersebut sudah terangkat dan bahkan tidak bisa dilewati.
Warga pun semakin was-was dan khawatir akan terjadi tanah longsor apabila hujan tiba.
Salah satu warga, Sudarin yang rumahnya terdampak tanah bergerak tersebut mengaku takut dan khawatir apabila kejadian tersebut semakin parah.
"Takut dan kalau hujan khawatir, saran dari pemerintah setempat kalau hujan disuruh ke rumah anak dulu," katanya.
Baca juga: Detik-detik Longsor Mengerikan di Jatiyoso Karanganyar, Ternyata Sejumlah Pengendara Lolos dari Maut
Baca juga: Warga Gemolong Sragen Geger, Tanah Pekarangan Tiba-tiba Bergerak, Satu Rumah Terancam Ambruk
"Setelah kejadian itu juga didatangi pak kepala desa, katanya nggak usah khawatir, tapi melihat kondisi seperti itu, ya tetap takut," tambahnya.
Posisi rumah Sudarin memiliki ketinggian yang berbeda dari tanah pekarangan yang berada disampingnya, yang berupa tanah perbukitan.
Ia pun takut, apabila sewaktu-waktu terjadi hujan, pergerakan tanah semakin melebar dan menimpa tanahnya.
Meski begitu, Sudarin memilih menetap dirumahnya sendiri sembari waspada.
Diduga, penyebab tanah tersebut bergerak karena ada aktivitas penambangan galian C yang berada dibawah bukit.
Aktivitas penambangan sudah terjadi sejak 40 hari yang lalu, yang kemudian menyebabkan adanya pergerakan tanah di Dukuh Ngasinan.
Pantauan TribunSolo.com di lapangan sekitar pukul 12.00 WIB, belum terpasang garis polisi sebagai pengamanan disekitar lokasi longsor. (*)