Berita Klaten Terbaru

Ada Kasus Sapi dan Kambing Mati di Klaten, Dinas Turun Tangan Waspada Penyakit Mulut dan Kuku 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang peternak sedang memeriksa kondisi sapi peliharaannya. Saat ini sedang ramai virus PMK yang menyerang Sapi.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kasus kematian hewan ternak seperti sapi dan kambing menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. 

Sebab, saat ini tengah ramai penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Klaten saat ini tengah memeriksa hewan ternak yang mati tersebut.

Baca juga: Warga Nguter Sukoharjo Kaget Temukan Ular Piton 4 Meter di Gorong-gorong, Biang Kerok Pemakan Ternak

Baca juga: Sapi di Klaten Diperiksa Waspadai Penyakit Mulut & Kuku, DKPP : Jangan Datangkan Sapi dari Luar Dulu

"Hingga kini tidak ditemukan indikasi atau tanda-tanda (kematian) yang mengarah ke PMK," ujar Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, saat dihubungi melalui aplikasi pesan singkat.

Meski beberapa waktu terakhir sempat ditemukan hewan ternak yang mati di wilayah Kabupaten Klaten. Namun, belum terindikasi PMK. 

"Sesuai informasi yang kita peroleh kemarin yang mati di Desa Tlogowatu (Kecamatan Kemalang) ada kambing dan sapi (mati)," ungkapnya.

Widiyanti menegaskan, setelah pihaknya melakukan pengecekan, kematian yang terjadi di Desa tersebut diantaranya disebabkan karena dua kambing skabies, satu kambing kejepit dan sapi karena kencing berdarah.

Baca juga: Uniknya Bakdan Sapi yang Hanya Ada di Boyolali : Sebelum Diarak Kampung, Sapi-sapi Sarapan Ketupat

Skabies adalah penyakit yang disebabkan tungau ini biasanya dialami oleh sejumlah hewan peliharaan.

Sedangkan kencing darah adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit darah dan ditularkan melalui gigitan lalat raksasa ini bisa mengakibatkan kematian pada sapi jika tidak terdeteksi dan segera diobati sejak dini.

Kasus kematian ternak lainnya juga terjadi di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang dan Desa Tarubasan, Kecamatan Karanganom.

Menurutnya, hingga kini belum ada hasil pemeriksaan terkait kematian hewan ternak tersebut. dirinya mengaku masih menunggu hasil pemeriksaannya.

"Hingga kini kita masih menunggu informasi, ini masih berproses. Ini temen-temen juga masih melakukan pelacakan dari beberapa lokasi (Klaten)," ujarnya.

Baca juga: Uniknya Bakdan Sapi yang Hanya Ada di Boyolali : Sebelum Diarak Kampung, Sapi-sapi Sarapan Ketupat

"Saya juga sudah instruksikan kepada penyuluh-penyuluh yang ada di Kabupaten Klaten, agar semua melakukan pemantauan dan pengecekan terhadap ternak-ternak yang berada di wilayah binaannya," jelasnya. 

Dirinya juga menghimbau kepada setiap penyuluh, apabila nanti ditemukan ternak yang sakit apapun penyakitnya untuk segera melapor kepada pihaknya.

Halaman
12

Berita Terkini