Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sapi di Kabupaten Sukoharjo terus berjatuhan terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Sukoharjo, Arif Rahmanto menuturkan kondisi PMK saat ini.
"Per tanggal kemarin, ada tambahan 23 kasus baru, sementara untuk saat ini masih ada 88 yang statusnya masih sakit," kata dia, kepada TribunSolo.com, Rabu (1/6/2022).
Menurutnya, ternak yang terjangkit PMK itu milik peternak lokal di mana kebanyakan merupakan pedagang yang melakukan transaksi jual beli ternak baru.
Arif menjelaskan, meskipun ada tambahan kasus baru, pihaknya juga mencatat ada sejumlah ternak yang dinyatakan sembuh dari PMK.
"Yang sembuh sapi 13 sementara dombanya ada 8, itu per hari kemarin," imbuh dia.
Baca juga: Ditinggal Ngirim Sarapan untuk Buruh Tani, Motor dan HP Milik Warga Sambi Hilang di Pinggir Sawah
Baca juga: Beda dengan Klaten,Wonogiri & Sragen, Pemkab Karanganyar Tak Lockdown Pasar Sapi di Tengah Virus PMK
Kendati demikian, pihaknya memastikan bahwasanya kondisi PMK di Sukoharjo masih terkendali.
Adapun sapi-sapi yang sakit masih ditangani dan bisa disembuhkan.
Selain itu, seluruh pasar hewan yang ada di Sukoharjo menurutnya masih ditutup.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, penutupan akan berlangsung hingga Selasa (6/6/2022) mendatang.
Di Sukoharjo sendiri ada lima pasar hewan yakni Pasar Hewan Bekonang, Pasar Hewan Tawangsari, Pasar Hewan Carikan, Pasar Hewan Gawok dan Pasar Hewan Wirogunan Kartasura.
"Sampai saat ini masih ditutup, karena penularan terbesar dari penyelidikan kita, kasus-kasus itu bila dirunut asalnya dari luar," jelas dia.
Pasar di Karanganyar Tak Ditutup
Berbeda dengan daerah lain, Pemkab Karanganyar tetap membuka pasar sapi meski ada 9 sapi terpapar PMK.
Untuk diketahui Pemkab Klaten, Wonogiri dan Boyolali memutuskan lockdown pasar sapi karena virus PMK menyerang.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, Siti Maesyaroch mengatakan, hasil konsultasi dengan Bupati Juliyatmono maka pasar sapi tetap buka.
"Sudah matur pimpinan (Bupati), belum perlu tutup pasar hewan," kata Siti kepada TribunSolo.com, Selasa (31/5/2022).
Siti memastikan kondisi kesehatan sapi di pasar hewan dipantau secara intens mulai dari mengukur suhu tubuh dan gejala lain.
Tercatat, pasar hewan di Karanganyar ada di Karangpandan, Gondangrejo dan Jumapolo.
"Semua dokter hewan disebar ke pasar, di Pasar Karangpandan, biasanya buka tiap wage (penanggalan jawa)," kata Siti.
Dia menuturkan di pasar penjualan hewan ternak, transaksi hanya diperbolehkan lokalan.
Lanjut katanya, penjualan ke luar kota atau mendatangkan dari luar kota dilarang.
"Cara ini untuk meminimalisasi potensi penularan PMK," ungkap Siti.
Baca juga: Update Sapi Terjangkit PMK di Wonogiri, Bupati Jekek : Lima Ekor Sembuh, Tapi Puluhan Ternak Suspect
Baca juga: Peternak & Blantik Menjerit Pasar Sapi di Wonogiri Lockdown, Jekek : Jika PMK Meluas Lebih Rugi Lagi
Dia menyebut penularan PMK sapi di Karanganyar belum terlalu mengkhawatirkan.
Siti mengatakan edukasi ke pemilik ternak makin intens diberikan.
Penyemprotan kandang dengan disinfektan serta karantina sapi sakit menjadi langkah urgen memutus mata rantai penyebaran virus.
"Dari total populasi sapi 70 ribu ekor, hanya sembilan yang kena PMK, ini kecil sekali," aku dia.
9 Sapi Terpapar, Sebagian Sembuh
Siti menjelaskan, da 9 ekor sapi yang terpapar PMK usai hasil tes laboratorium Yogya keluar pada 30 Mei lalu.
"Menunjukkan sampel sembilan sapi positif PMK," kata dia.
Siti mengatakan dari 9 ekor sapi yang terpapar PMK, terdiri dari 5 ekor sapi di Tawangmangu, 2 ekor masing-masing di Kebakramat dan Jumapolo.
Dia mengatakan dari sembilan ekor sapi sakit, dua diantaranya sudah sembuh.
"Dua ekor sapi asal Jumapolo, sudah sembuh," ujar Siti. (*)