TRIBUNSOLO.COM - Kondisi jenazah pilot dan kopilot Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) yang mengalami kecelakaan di Selat Madura, diungkap oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksmana TNI Yudo Margono.
Yudo mengatakan, jenazah almarhum Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady dan Copilot Letda Laut (P) Dendy Kresna Bakti Sabila ditemukan berada dalam kokpit pesawat dengan kondisi masih terikat sabuk pengaman.
Posisi jenazah tersebut, kata Yudo, juga menjadi salah satu kendala dalam proses evakuasi.
Baca juga: Kronologi Pesawat Latih TNI AL yang Jatuh di Selat Madura dan Sosok Pilot Lettu Laut Judistira Eka
"Jadi kondisinya kemarin sulit diangkat karena posisi katanya terbalik dan jenazah dua-duanya masih duduk di kursi dan terikat seatbelt,"
"Sehingga sulit untuk diangkat," kata Yudo saat konferensi pers di Mabesal Jakarta Timur pada Kamis (8/9/2022).
Yudo mengatakan kedua jenazah ditemukan tim SAR TNI AL pukul 10.00 WIB di kedalaman laut 14 meter Perairan Selat Madura.
Kedua jenazah, kata Yudo, kemudian dievakuasi ke RSAL Surabaya.
Baca juga: Update Kasus Covid-19 di Indonesia Kamis 8 September 2022: 12 Pasien Meninggal, 3.138 Kasus Positif
Rencananya, keduanya akan dimakamkan di Taman Makam Bahagia Sidoarjo.
"Tentunya kami semuanya ikut berduka cita berbela sungkawa dan ini tentunya akan menjadi evaluasi kami khususnya di Pusat Penerbangan Angkatan Laut untuk mengevaluasi supaya tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata dia.
Diberitakan sebelumnya awalnya pesawat yang diawaki Pilot Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady dan Kopilot Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti lepas landas dari Bandara Juanda.
Kemudian, pesawat itu hilang kontak di perairan Selat Madura setelah lepas landas dan terbang sekira 10 menit atau pukul 08.55 WIB.
"Pesawat terjatuh sekira pukul 09.30 WIB di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) antara Kabupaten Bangkalan Madura dan Gresik," ucapnya.
Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023, Presiden Jokowi Gelar Rapat Terbatas
Hingga kini, Dwika menyebut pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut.
Begitu pun kondisi dua kru yang mengawaki pesawat yang kecelakaan tersebut.
"Kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat itu masih kita dalami karena kita akan menurunkan tim investigasi setelah pesawat itu bisa ditemukan," tutur Dwika.
"Kemudian kita angkat, baru lah kita bisa menentukan penyebab dari kecelakaan tersebut," sambungnya. (*)
(Tribunnews.com/Gita Irawan)