TRIBUNSOLO.COM - Akhir pekan lalu, Bjorka mengumbar data pribadi sejumlah pejabat yakni Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Kemudian, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate turut menjadi korban dan juga Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan.
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir: Harga Pertamax Bisa Turun Jika Harga Minyak Mentah Dunia Turun
Hacker Bjorka sebelumnya juga menjual 1,3 miliar data pengguna layanan telekomunikasi di Indonesia.
Bjorka diklaim pernah menjual data pelanggan Indihome dan PLN, juga data pemilih dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Reaksi Erick Thohir
Terkait kejadian ini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pencurian data pribadi merupakan hal yang sangat serius bagi masyarakat.
Untuk itu, dia mengajak para peretas atau hacker dalam negeri untuk ikut berjuang bersama pemerintah dalam melindungi data pribadi masyarakat.
"Para para peretas yang merasa kurang diapresiasi, mulai juga bicara dengan pemerintah supaya jangan saling menjatuhkan, lebih baik kita membangun bangsa kita. Tidak ada salahnya sekarang pemerintah bersama ahli digital dan para peretas justru melindungi negara kita terhadap serangan peretas dari negara lain," kata Erick Thohir dalam siaran pers, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Mahfud MD Ungkap Sumber Data Hacker Bjorka, Minta Masyarakat Tak Panik : Cuma Kebetulan Sama
Erick pun mengaku menjadi korban sasaran yang mana data pribadinya, seperti agama, nama orang tua, hingga pendidikan disebarkan ke publik. Dia mengaku tidak marah mengingat data-data tersebut adalah informasi umum dan hal yang normal diketahui masyarakat dari dirinya sebagai pejabat publik.
"Tapi harus saling menghargai, karena data-data itu banyak yang tidak layak untuk dipublikasikan, ini bukan yang data saya," ucap Erick.
Mantan Presiden Inter Milan ini menilai, upaya menjaga kedaulatan digital tak bisa hanya dilakukan pemerintah sendiri, melainkan memerlukan dukungan banyak pihak, mulai dari ahli digital hingga para peretas atau hacker Indonesia.
Erick meyakini Indonesia mampu membangun kedaulatan digital dengan cara bergotong royong.
“Pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem dalam mengatasi hal tersebut. Kalau dulu kan yang namanya kriminalitas itu ada orang masuk ke rumah kita, mengambil barang, sekarang mengambil data," lanjutnya.
Menurut Erick Thohir, hal ini telah berhasil dibuktikan Indonesia saat berjuang menghadapi pandemi Covid-19.
Dia mencontohkan sikap gotong-royong Indonesia saat menghadapi pandemi dengan keterlibatan dan kolaborasi seluruh anak bangsa, mulai dari pemerintah pusat, pemda, tokoh masyarakat, tokoh agama, tenaga kesehatan, dan seluruh elemen masyarakat.
(Kompas.com)