Tribun Solo Wiki

Biodata Eko Supriyanto, Penari Sekaligus Koreografer Internasional, Pernah Jadi Penari Latar Madonna

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eko Supriyanto atau Eko Pece saat menjadi Creative Director ASEAN Para Games 2022.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Eko Supriyanto merupakan seorang penari, koreografer, dan juga Dosen di beberapa Instansi Negeri.
Namanya sangat terkenal di dunia seni tari di lokal maupun internasional.

Baca juga: Biodata Stephanie Yung, Pemilik Steffie Collection, Pernah Terima Penghargaan dari Menteri KPPPA

Dia telah go internasional seperti menjadi penari latar Madonna dan menciptakan berbagai tarian terkenal.
Lahir di Astambul, Kalimantan Selatan, Eko besar di Magelang, Jawa Tengah. 
Di Jawa Eko sejak usia 7 tahun telah belajar silat dan tarian Jawa yang diajarkan oleh kakeknya. 
Kakek Eko merupakan seorang penari wayang yang juga menurunkan bakat seni padanya.
"Dulu kakek saya guru silat. Sabtu latihan silat dan Minggu latihan menari Jawa," kata Eko, Jumat (20/1/2023).
"Kemudian saat SMA saya bolak-balik Magelang Jogja menggunakan motor untuk belajar silat di BIMA hingga akhirnya gerakan silat tak bisa lepas dari koreo tari yang saya buat sampai saat ini,” tambah eko saat dihubungi TribunSolo.com, Jumat (20/1/2023)
Penari Eko Supriyanto. (Istimewa/Dokumentasi Eko Supriyanto)
Eko bercerita awal SMP, Eko mulai belajar seni tari rakyat Kuda Lumping dan Kubro Siswo. 
Pada tahun 1990 ia kemudian semakin menekuni seni tari ketika masuk Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.
Eko makin mendalami tari Jawa yang diajarkan oleh S. Maridi dan S. Ngaliman, hingga tari-tarian daerah lain dari Soenarno dan S. Pamardi di dalam kampus. 
Di luar kampus, ia juga belajar dengan guru-guru lain, yakni Suprapto Suryodarmo dan Sardono W. Kusumo.
Bukan hanya belajar tari, Eko juga telah aktif menciptakan koreografi sejak duduk di bangku kuliah. 
"Saya pernah juga jajal Negara Paman Sam, saya melanjutkan studi magisternya di University of California, Los Angeles (UCLA), California, Amerika Serikat (AS)," ucap eko.

Baca juga: Biodata Heriyadi Wasito, Kabid IKP Diskominfo Karanganyar: Hobi Bersepeda Ontel dengan Keluarga

Jika sebelumnya ia banyak menekuni tari tradisional, di AS ia lebih mendalami teknik dari tari modern.
Di Tanah Air, Eko makin aktif, terlibat sebagai penari Opera Diponegoro (2002), Shakti (2002), tampil di Pasar Tari Kontemporer di Riau, hingga tampil di Asian Contemporary Dance Festival di Osaka, Jepang.
Di tahun 2003, Eko mendirikan Solo Dance Studio di Surakarta.
Ia juga mengajar koreografi di almamaternya, STSI dan menggarap Dhaup untuk kampus tersebut. 
Pendidikan Eko juga tak berhenti di S2, ia lulus ujian promosi gelar doktoral dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan menampilkan pertunjukan tarian berjudul SALT. Ia lulus dengan predikat summa cum laude.
Tak hanya itu, bahkan sebelumnya di tahun 2015, pria kelahiran tahun 1970 ini juga telah meraih gelar doktor pada bidang Kajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dengan begitu, ia menyandang titel dobel doktor.
Adapun beberapa karya yang diciptakan oleh Eko sebagai berikut : Balabala (2016), Cry Jailolo (2013), Bedhaya Kertas (2008), Opera Jawa Iron Bed (2007), Opera Jawa (2006), Opera Ronggeng (2005), dan masih banyak lagi.
Ia juga merupakan koreografer penampilan tari pada Miss World (2013) dan Asian Games 2018. 

Baca juga: Biodata Ernawati, Kepala Sekolah SMPN 4 Delanggu, Punya Misi Mendorong Siswa Berbudaya

Biodata Pendidikan Eko Supriyanto :
1. SD Muhammadiyah Magelang
2. SMP Negeri 10 Magelang
3. SMEA Negeri Magelang
4. Sekolah Tinggi Seni Indonesia hingga (S2)
5. University of California, Los Angeles (UCLA), California, Amerika Serikat (AS) 
6. Program Doktoral Studi Pertunjukan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
(*)

Berita Terkini