Info Pendidikan

Opera Anak TPP Al Firdaus Solo, Pentaskan Tema Keliling Dunia dengan Kostum Robot hingga Superhero!

Penulis: Ibnu DT
Editor: Rifatun Nadhiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret keseruan siswa TPP Al Firdaus, Surakarta gelar Students art Performance, dengan tema Amazing Adventures Around the World, Wherever you go, Be a meaningful human being, Sabtu (27/5/2023)

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sejumlah 169 siswa dari grade pre K1 - K2 TPP Al Firdaus, Surakarta gelar Students art Performance, dengan tema Amazing Adventures Around the World, Wherever you go, Be a meaningful human being, Sabtu (27/5/2023)

Kegiatan tahunan tersebut dikemas dalam opera anak bertempat di Cerita Rasa Hall, lantai 2 Al Firdaus, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

Dari pantauan TribunSolo.com dilokasi, kegiatan tersebut dimulai sejak pukul 08.00 WIB diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta.

Total ada 9 penampilan dengan mengusung tema "Amazing Adventures Around the World".

Plot utama cerita tersebut, menggambarkan sebuah perjalanan menggunakan pesawat terbang dengan captain pilot membawa anak-anak ke 9 negara berbeda yang memiliki ciri khas tersendiri.

Perjalanan dimulai dari Indonesia menuju ke Jepang kemudian dilanjutkan ke India, Australia, New Zealand, Amerika Serikat, Argentina, Perancis, Palestina, dan terakhir ke Arab Saudi.

Jepang yang identik dengan kemajuan teknologi, hal tersebut anak-anak tunjukkan dengan tarian dengan kostum robot sebagai simbol majunya teknologi disana yang ditampilkan oleh kelas K1 A.

Sementara itu, Kelas K1 B menampilkan tarian lengkap dengan baju yang menjadi ciri khas negara India dan telah mendunia.

Kemudian baa baa sheep dance ditampilkan oleh kelas pre K2 menggunakan kostum domba, lantaran domba begitu identik dengan New Zealand sebagai produsen berbagai olahan dari domba.

Beranjak ke negeri Australia yang dikenal memiliki ciri khas hewan kanguru, membuat anak-anak pre K2 B tampak lucu saat tampil menari menggunakan kostum kanguru dengan cara melompat-lompat layaknya kanguru.

Penampilan selanjutnya dari anak-anak K2 yakni mempertontonkan ciri khas negara Argentina yang dikenal sebagai negara sepak bola.

Ciri khusus tersebut ditampilkan dengan menggunakan kostum timnas Argentina dan menunjukkan kemampuannya dalam mengontrol si kulit bundar.

Setelah itu beranjak ke negara Amerika, Italia dan Perancis.

Dimana kedua negara tersebut ditampilkan dengan menggunakan kostum superhero produksi film Hollywood serta Itali, anak-anak menampilkan pizza maker dance yang seolah-olah mereka sedang membuat pizza.

Sedangkan untuk Perancis, anak-anak dengan lucu dan menggemaskan berlenggak lenggok diatas panggung bak seorang model ternama.

Kemudian dua penampilan terakhir menjadi penutup pentas tersebut yakni dari negara Palestina dan Arab Saudi.

Kedua negara tersebut disimbolkan sebagai negara yang dekat dengan umat Islam.

Secara khusus Palestina, anak-anak digambarkan menjadi seseorang yang peduli dengan nasib saudaranya kaum muslimin yang terjajah oleh bangsa Israel.

Kemudian menjadi penutup rangkaian pertunjukan tari itu adalah negara Arab Saudi yang digambarkan sebagai titik tertinggi dari negara yang ingin dikunjungi oleh setiap umat muslim.

Dengan kata lain, menyempurnakan rukun iman kelima yakni haji.

Selain sebagai realisasi program sekolah tahun pelajaran 2022/2023, Ketua Panitia (PIC) Fifah Arnies Mu'in, mengungkapkan jika kegiatan tersebut juga memiliki beberapa tujuan besar lainnya.

"Memberi penguatan terhadap siswa yang telah melalui proses belajar yang tidak mudah, ini untuk mendorong anak-anak agar mampu menghadapi berbagai situasi dengan semangat dan bertanggung jawab."

"Selain itu, kegiatan ini juga sebagai ajang berekspresi bagi guru dan siswa dalam menunjukkan ide dan kreatifitas di bidang seni."

"Serta, pengembangan kompetensi non akademik yang ada pada siswa dan guru," jelasnya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman lain sebagai seorang perjalanan muslim ke seluruh dunia.

Hal tersebut dirasa sejalan dengan penerapan kurikulum berbasis International Baccalaureate (IB).

"Disitu kita mengajarkan kepada anak, bagaimana anak menjadi sesuatu atau seseorang yang berharga di mata dunia."

"Dari keliling dunia itu tidak asal, tidak sekedar menjadi traveler saja namun mereka bisa mengetahui ciri khas sebuah negara untuk dipelajari," ungkapnya.

Dengan persiapan hanya 2 pekan saja, ia menyadari bahwa peran orang tua sangatlah penting dalam kegiatan tersebut.

Untuk itu, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para orang tua murid yang telah banyak membantu hingga akhir kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. (*/adv)

Berita Terkini