Malam 1 Suro di Solo

Jalak Tilam Sari, Keris Warga Semarang Ikut Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo, Pusaka Warisan Keluarga

Penulis: Andreas Chris Febrianto
Editor: Adi Surya Samodra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan keris Hesti, warga Semarang yang disebutnya ikut arak-arakan Kirab Malam 1 Suro Jimawal 1957, Rabu (19/7/2023).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Hesti Eko Poerwaningrum, warga Semarang mengaku bahwa keris peninggalan turun-temurun keluarganya ikut dalam arak-arakan Kirab Malam 1 Suro Jimawal 1956 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo).

Hesti mengaku jauh-jauh daro Semarang datang ke Solo untuk ikut serta menyaksikan Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo kali ini.

Selain menyaksikan kirab, Hesti juga mengatakan bahwa dirinya mengantar pusaka peninggalan keluarganya untuk ikut arak-arakan kirab.

"Keris saya ikut arak-arakan. Pusaka turun-temurun dari keluarga," ujar Hesti saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (20/7/2023) dini hari.

Baca juga: Serba-serbi Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo : Warga Berpakaian Merah Diminta Sembunyi dari Kebo Bule

Baca juga: Kirab Malam 1 Suro Jimawal 1957 Keraton Kasunanan Solo, 5 Kebo Bule Kiai Slamet Jadi Cucuk Lampah

Salah satu keris yang diikut sertakan dalam arak-arakan tersebut bernama Jalak Tilam Sari.

"Namanya Jalak Tilam Sari," sambung Hesti.

Saat ditanya mengapa pusaka peninggalan keluarganya bisa ikut arak-arakan, Hesti mengaku dirinya dan sang suami merupakan keturunan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta.

"Saya dan suami keturunan (Keraton Kasunanan)," jelas Hesti.

Tidak hanya keris, Hesti menambahkan ada tujuh pusaka milik keluarganya yang ikut arak-arakan kirab.

"Ada enam keris dan satu tombak," terangnya.

Sebagai informasi, dalam Kirab Malam 1 Suro Jimawal 1957 kali tahun ini terlihat ada tujuh kelompok arak-arakan yang diketahui membawa pusaka dalem Keraton Kasunanan Solo

Sementara itu, sampai berita ini diterbitkan belum ada konfirmasi terkait kebenaran apakah ada keris dari warga Semarang yang ikut dalam arak-arakan kirab.

Pusaka Keraton Solo

Adapun, sebanyak tujuh pusaka Keraton Solo diarak pada saat Kirab Pusaka dalam rangka Malam 1 Suro.

Laku Bisu yang diikuti sekitar 5 ribu orang diawali dengan Kebo Bule lalu diikuti oleh pasukan pembawa pusaka.

Satu demi satu pusaka diarak tepat pukul 00.00 WIB, Kamis (20/7/2023).

Para peserta berangkat dari Kori Kamandungan menuju ke Utara melalui Supit Urang.

Lalu berlanjut ke Jl Pakoe Boewono (Alun-alun Utara), Gapura Gladag, Jl Jenderal Sudirman, Jl Mayor Kusmanto (Kantor Telkom), Jl Kapten Mulyadi (Pasar Kliwon), Jl Veteran (Gading), Jl Yos Sudarso (Nonongan), Jl Slamet Riyadi (Gladag), Jl Pakoe Boewono (Alun-Alun Utara), lalu kembali ke Supit Urang berlanjut ke Kori Kamandungan.

Seusai para peserta Laku Bisu meninggalkan Kori Kamandungan, para warga pun berusaha berebut berbagai pernak-pernik yang menghiasi bagian depan.

Salah satu Sentana Dalem, Wiyonodijodiprojo terkesan dengan perayaan Malam 1 Suro tahun ini.

Menurutnya tahun ini lebih meriah meski tak mengurangi kekhidmatannya.

Baca juga: Serba-serbi Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo : Warga Berpakaian Merah Diminta Sembunyi dari Kebo Bule

Baca juga: Bertambahnya Kebo Bule Kiai Slamet Tepat Malam 1 Suro: Pertanda Baik, Kelimpahan Rahmat dan Rezeki

"Meriah, lancar. Tahun ini lebih meriah dari pada tahun kemarin," terangnya, kepada TribunSolo.com.

Perayaan Malam 1 Suro sempat berhenti selama pandemi. Baru setelah pandemi usai perayaan ini digelar kembali.

"Pandemi kosong. Ini tahun kedua setelah pandemi," tuturnya.

Ia pun berharap menyongsong 1 Suro Jimawal 1957 ini Keraton Solo lebih damai dan tentram.

Tidak hanya di lingkungan Keraton, tapi juga masyarakatnya juga makin damai.

"Harapan untuk tahun ini Projo Surakarta Hadiningrat lebih damai, lebih ayem tentrem. Kawulanya juga damai," ungkapnya.

Ia sendiri termasuk salah satu yang ikut rayahan dengan mengambil janur yang menghiasi Kori Kamandungan.

Janur ini menurutnya memiliki arti mendalam.

"Janur itu kan nur. Nur itu kan cahaya. Cahaya kebenaran. Cahaya dari Tuhan," ujarnya.

(*)

Berita Terkini