Sungadi juga mempunyai keterbatasan dalam berbicara, serta ia juga tidak pernah mencicipi bangku sekolah, baik SD hingga SMA, karena kondisinya yang susah melakukan mobilitas.
Kini, Sungadi hanya makan dua kali sehari ketika di rumah.
Sungadi sering bermain keluar rumah, dan lebih banyak membeli makanan dari luar rumah.
Sementara itu, Kepala Desa Sono, Parjiyo mengatakan hanya bisa memantau kondisi kesehatan Sungadi dari jauh.
Karena setiap datang petugas dengan membawa ambulans, Sungadi selalu kabur tidak mau diperiksa.
"Kalau dari desa, ketika mau dicek kesehatannya, dia susah, lari, tahu ada mobil ambulans datang, dia lari, jadi hanya pantauan saja," kata Parjiyo.
"Tapi, dia jarang sakit, suka beraktivitas, hubungan sosialnya bagus, setiap ada keramaian dia selalu datang," pungkasnya. (*)