Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pihak rumah sakit yang dikeluhkan Sukiman (53) terkait pelayanan yang didapatkan telah bertindak.
Mereka telah menemui warga Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten tersebut.
Seperti yang disampaikan Humas RS Cakra Husada, Edi Wiratmo.
"Sudah ke rumah pak Sukiman tadi," ucap Edi kepada TribunSolo.com, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Operasi Zebra Candi 2023 di Klaten : 88 Personel Diterjunkan, Penindakan ETLE Tak Dikendorkan
Baca juga: Nasib Apes Warga Pedan Klaten, Baru Belajar Setir, Mobil Masuk Parit Hingga Terbalik
"Intinya kami konfirmasi apa yang terjadi sebenarnya seperti apa," tambahnya.
Edi mengungkapkan hanya ada persoalan kesalah pahaman saja.
"Hanya ada kesalah pahaman saja, saat ini sudah selesai," ucapnya.
Pihaknya juga menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran supaya kejadian serupa tidak terulang kembali, serta menjadi evaluasi rumah sakit ke depan.
Curhat Sukiman
Sebelumnya, Sukiman dibuat kecewa dengan pelayanan sebuah rumah sakit di Kabupaten Klaten.
Pria 53 tahun tersebut tiba-tiba disuruh pulang padahal dirinya sedang mengantre.
Kekecawaan tersebut ditumpahkannya melalui status di sebuah media sosial.
Berikut isi curhatan Sukiman :
Piye lurrr umpomo kowe dadi aku
Nganter simbok kontrol (Rawat jalan) di RS C*kr* Klaten jadwal tertera dokter jam 19.00 antisipasi telat jam 17.00 berangkat, sampai klaten jam 18.00 setelah nunggu kurang lebih 70 menit sambil melihat angka antrian ner 014 , saya dan keluarga nyantai , sambil megangi simbok yang sebentar sebentar muntah, ehcc KAGET SEPERTI SAMBAR PETIR,MARAH , CAMPUR BINGUNG, Ketika tiba2 ada perawat menghampiri , Simbok suruh bawa lagi besuk jam 06.00 lhaa .. kata si perawat Dokternya sehabis sholat pulang
TANPA ADA TINDAKAN DOKTER SAMA SEKALI
WADUH
1. KOK TIDAK OMONG SEJAK AWAL KALAU MALAS MERAWAT ORANG MISKIN
2. SESEDERHANA ITU Msnagement Rawat Jalan di Rs ini
3. Terus yang tidak berani curhat di medsos sudah berapa Ribu ?
4. Curhat ke siapa ini kami ?
5. .....
Baca juga: Operasi Zebra Candi 2023 di Klaten : 88 Personel Diterjunkan, Penindakan ETLE Tak Dikendorkan
Sukiman mengatakan kejadian yang menimpanya tersebut terjadi pada 1 September 2023.
"Kejadiannya hari Jumat, saat itu saya mengantar simbok (ibu) untuk kontrol rawat jalan," ujar Sukiman saat dihubungi.
Awalnya, sang ibu sebelumnya rawat inap di sebuah rumah sakit karena penyakit darah tinggi dan asam lambung yang dideritanya.
Ibu warga Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten tersebut kemudian diminta untuk pulang setelah kondisinya membaik.
Dia pun diminta untuk melakukan kontrol rutin.
Karena rumahnya yang berada di lereng gunung merapi, Sukiman berangkat sore pukul 17.00 WIB.
"Karena buka prakteknya jam 19.00 WIB, saya berangkat dari rumah jam 17.00 WIB," ucap dia.
"Sampai rumah sakit jam 18.00 WIB lalu segera daftar dapat nomer 19," tambahnya.
Baca juga: Nasib Apes Warga Pedan Klaten, Baru Belajar Setir, Mobil Masuk Parit Hingga Terbalik
Ia lalu menunggu hingga nomer urut pemeriksaanya dipanggil.
Namun, setelah nomer 14 selesai, oleh pihak rumah sakit ia dikabari agar kembali esok pukul 06.00 WIB.
"Katanya dokter sudah pulang," ucap dia.
"Lha kan kurang ajar," tambahnya.
Ia lalu mencari pihak-pihak yang dapat memberikan solusi terkait apa yang dia alami, namun tidak ada satupun yang memberi.
"Dari administrasi sampai satpam semua diam, gak ada yang jawab," ungkapnya.
Sukiman lalu mengatakan akan memviralkan terkait pelayanan yang tidak mengenakkan tersebut di sosial media, ia tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali.
"Hari ini pihak RS sudah kerumah, ada 4 orang yang datang untuk minta maaf," ujarnya.
Ia hanya membutuhkan agar rumah sakit tidak mengulangi kejadian serupa kembali, apalagi bila itu merupakakan pasien kritis.
"Makanya saya viralkan, kalau perlu saya berani terima konsekuensinya andai pihak rumah sakit menuntut. Apapun demi simbok," ucapnya.
Usai kejadian tersebut, orang tua Sukiman lalu dibawa periksa ke rumah sakit islam untuk ditangani disana.
Awalnya ia kecewa dengan mendaftar mengenakan KIS, namun demikian pihak rumah sakit menyarankan agar tetap memanfaatkan kartu tersebut agar fasilitas tersebut tidak terblokir.
"Di rumah sakit itu pasiennya tidak dibeda-bedakan, baik mandiri dan KIS. Jadwal dokter pun sama tidak di beda kan," ungkapnya.
(*)