Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sejumlah desa di Kabupaten Klaten terdampak kekeringan akibat kemarau panjang.
Jumlahnya pun kini bertambah.
Seperti yang disampaikan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Rujedy Endro Suseno.
Dia menjelaskan awalnya ada 9 desa di Klaten yang terdampak kekeringan.
Namun kini, jumlah tersebut bertambah 3 kawasan.
Baca juga: Harga Beras Meroket, Penjual Nasi Goreng di Klaten Pilih Tak Naikkan Harga, Takut Pelanggan Hilang
"3 Desa yang baru ada Desa Bandungan, Desa Temuireng di Kecamatan Jatinom dan Desa Krakitan di Kecamatan Bayat," ucapnya kepada TribunSolo.com, Rabu (6/9/2023).
Pihak Pemerintah Kabupaten Klaten melalui BPBD Klaten telah berusaha melakukan droping air bersih ke desa terdampak kekeringan.
"Sudah kami lakukan dropping air bersih, bila ada pihak desa yang meminta kami kirimkan," ujar Rujedy.
Data BPBD Klaten, sejak 19 Juni hingga 2 September 2023 pihaknya sudah melakukan pengiriman air bersih dengan total 289 tanki.
"Kalau bantuan air bersih sendiri terus kami gulirkan, baik dari APBD maupun dari CSR," jelas Rujedy.
"Kemarin dari Korpri, Ikatan Dokter Indonesia, Rs. Bagas Waras, dan Dishub. Ada juga pihak swasta kemarin langsung sasaran," tambahnya.
Baca juga: Bupati Klaten Serahkan Tunjangan Kesejahteraan untuk Tenaga Honorer: Semoga Jadi Penyemangat
Terpisah, Sekretaris Desa Krakitan Warsono mengatakan kalau wilayah Krakitan yang dimaksud terjadi kekeringan di sumur warga.
"Itu sudah tahunan, kekeringan sendiri karena mata air di sumur warga sudah tidak keluar," jelasnya.
Lokasi desa tersebut berada di perbukitan, yang agak tinggi di Selatan Rowo Jombor.
"Ada 15 KK yang terdampak, selain dibantu suplai air dari BPBD juga warga memanfaatkan air dari sumur tetangga yang masih terdapat air," pungkasnya.
(*)