TRIBUNSOLO.COM - Alasan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk keluar dari koalisi yang mengusung bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto terungkap.
Ternyata keputusan ini dilakukan setelah Cak Imin memiliki firasat bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak akan menunjuknya sebagai cawapres ketika nama koalisi tiba-tiba diganti.
Baca juga: Cak Imin Setuju dengan Saran Ahmad Sahroni, Tantang Semua Capres-cawapres Harus Siap Diperiksa KPK
Adapun ketika Gerindra cuma bekerjasama dengan PKB, koalisi mereka dinamakan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Satu tahun kemudian, Golkar dan PAN bergabung ke KKIR, namun tiba-tiba nama koalisi diganti menjadi Koalisi Indonesia Maju.
Diketahui PAN, Golkar, Gerindra, dan PKB sempat berkumpul malam-malam di acara ulang tahun PAN.
Pada momen itulah tiba-tiba nama KKIR diganti menjadi Koalisi Indonesia Maju.
"Di tempat itu tiba-tiba koalisi KKIR tiba-tiba berganti nama tanpa ngajak bicara PKB secara detail menjadi Koalisi Indonesia Maju. Nah konco-konco sing rakornas niki kerungu lalu, 'loh Ini berarti Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dinyatakan selesai'. Dinyatakan berganti menjadi koalisi baru," ujar Cak Imin dalam pidato politiknya di Pondok Pesantren Al Aqobah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023).
"Di situ kesimpulannya bahwa akhirnya koalisi khusus bersama Prabowo-Muhaimin bisa dikatakan berakhir," sambungnya.
Usai pergantian nama koalisi tersebut, Cak Imin bertemu dengan seorang ketua umum parpol. Dia tidak menyebut siapa sosok ketum parpol itu.
Baca juga: Cak Imin Setuju dengan Saran Ahmad Sahroni, Tantang Semua Capres-cawapres Harus Siap Diperiksa KPK
Ketika bertemu, Cak Imin menyampaikan dirinya sudah memiliki firasat bahwa dirinya tidak akan ditunjuk Prabowo menjadi cawapres.
"Bahkan saya feeling saja ketemu salah satu ketua umum yang ada. Saya bilang, 'ini kayaknya, tanda-tandanya yang akan dijadikan Wapres Pak Prabowo ini bukan Ketua Umum PKB ini, enggak jelas posisinya'," jelas Cak Imin.
Cak Imin lantas menghitung suara koalisi pendukung Prabowo yang tetap berada di atas 20 persen, meski tanpa kehadiran PKB.
Pada akhirnya, Cak Imin memutuskan PKB pergi dari koalisi lantaran mereka membutuhkan posisi cawapres.
"Ternyata setelah ada banyak partai yang bergabung, kemudian terlihat ada perubahan yang saling mengisi, dan itu nampaknya takdir," imbuhnya.
Kini, Anies Baswedan lah yang menggandeng Cak Imin sebagai cawapres.
Pasangan Anies-Cak Imin ini diusung oleh Partai Nasdem dan PKB.
(Kompas.com)