Berita Wonogiri

Indahnya Menghabiskan Sore di Waduk Gajah Mungkur yang Surut, Ada Padang Rumput Hijau 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret padang rumput di genangan WGM perbatasan Kecamatan Baturetno dan Kecamatan Eromoko.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Musim kemarau membuat air di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri surut.

Surutnya air waduk itu menimbulkan fenomena padang rumput hijau. 

Seperti yang terjadi di jalur lama penghubung Desa Glesungrejo Kecamatan Baturetno dan Desa Tegalharjo Kecamatan Eromoko, Wonogiri.

Lahan yang biasanya tergenang air, berubah menjadi padang rumput. 

Diketahui, munculnya jalur lama tersebut menimbulkan sejumlah dampak positif, misalnya memangkas jarak tempuh antar dua kecamatan itu hingga belasan kilometer. 

Kepala Desa (Kades) Glesungrejo, Andi Wirawan, menuturkan hamparan yang juga merupakan jalur lama itu sudah mulai terlihat kembali karena air mulai surut sejak seminggu yang lalu. 

"Kalau sore juga sudah ramai," jelasnya, kepada TribunSolo.com. 

Ketika musim penghujan, jalur tersebut menjadi genangan air.

Baca juga: Waduk Gajah Mungkur Surut, Jalan Baturetno-Eromoko Wonogiri Muncul, Hanya Bisa Dilalui Sepeda Motor

Kini ketika kemarau, kawasan itu menjadi padang rumput serta juga dimanfaatkan warga menjadi lahan pertanian seperti jagung dan padi. 

Selain itu, disana juga dimanfaatkan warga untuk berjualan.

Misalnya berjualan minuman hingga makanan secara keliling. 

Warga juga banyak yang memanfaatkan waktu luang sembari menikmati suasana. Lebih pas, ketika datang sore hari menjelang sunset. 

Untuk menuju kesana, bisa melalui Kecamatan Eromoko maupun Kecamatan Baturetno.

Khusus jika lewat Baturetno, hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. 

"Fenomenanya berkisar antara dua sampai tiga bulan. Iya (banyak dikunjungi), tapi banyak yang jadi pertanian," jelas Kades. 

Di tahun 2021 lalu, munculnya fenomena padang rumput di perbatasan Baturetno-Eromoko itu menyedot antusiasme masyarakat.

Padang rumput itu sering diserbu warga yang ingin menikmati fenomena itu.

Disana, warga biasanya sekedar berwisata atau menerbangkan layang-layang untuk menghabiskan waktu.

Bahkan hamparan rumput hijau luas itu sempat ditutup karena antusiasme warga yang cukup tinggi menimbulkan kerumunan. (*)

Berita Terkini