Berita Sukoharjo

Kemarau Hantam Petani Karamba di Waduk Mulur Sukoharjo, Kerugian hingga Rp 15 Juta 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di Waduk Mulur, Bendosari Sukoharjo yang terdampak kemarau, Rabu (13/9/2023). Air waduk surut.

Laporan wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kemarau ini menjadi ujian berat untuk petani budidaya ikan di Waduk Mulur, Bendosari, Sukoharjo. 

Akibat kemarau ini, debit air di waduk tersebut menurun. 

Akibatnya ikan menjadi kekurangan oksigen dan mati. 

Ketua Paguyuban Mina Makmur, Catur Joko mengatakan, kemarau ini berdampak besar bagi petani ikan di Waduk Mulur. 

Banyak ikan mati karena debit air menurun. 

"Salah satu faktor banyak ikan yang mati disebabkan kekurangan oksigen karena air menyusut secara drastis sejak Agustus kemarin," ucap Catur, Rabu (13/9/2023). 

Dia mengatakan, ada 18 petani karamba yang tergabung dalam kelompok petani Mina Makmur.

Baca juga: Potret Waduk Mulur Sukoharjo yang Mengering : Mau Memancing Harus Tempuh 1 Kilometer

Semua anggota merasakan dampak kemarau ini. 

"Karamba berukuran macam-macam, ada ukuran 3 x 6 meter, petani biasanya bisa memanen ikan hingga 2 kwintal, jika keramba berukuran 6 x 6 meter bisa mencapai tiga kwintal lebih," terangnya.

Kini petani ikan di Waduk Mulur tidak berani terlalu banyak menyebar benih ikan. 

Sebab, cuaca sedang tidak bersahabat. 

Dia mengungkapkan, dalam satu bulan terakhir ada empat kwintal ikan milik petani yang mati. 

"Semua petani rugi, Saya perkirakan di tahun ini dari 18 petani selama satu bulan ini sudah ada Rp 15 juta kerugiannya," jelasnya. 

Menurutnya, ini merupakan fenomena El Nino yang di hadapi setiap tahunya, dan hanya berharap waduk mulur kembali dilakukan pengerukan untuk mengurangi sedimentasi. (*)

Berita Terkini