Pada permainan benthik memerlukan peralatan yang mudah ditemui diantaranya ada bambu, ranting, atau kayu yang ukurannya kecil hanya sejengkal dinamakan janak dan perlu ranting dengan ukuran besar sepanjang dua kali lipat janak yaitu dinamakan benthong.
Baca juga: Keracunan Massal di Kadipiro Solo, Polisi Dorong Kasus Diselesaikan Kekeluargaan, Ini Alasannya
Permainan ini terdiri dari dua regu.
Umumnya dimainkan di tanah lapang.
Masing-masing regu minimal terdiri dari satu orang.
Selain sebagai bentuk hiburan, benthik juga dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan memperkuat rasa persaudaraan.
“Permainan tradisional benthik ini dapat dikatakan sebagai salah satu play therapy bagi anak yang mengalami sibling rivalry karena anak ditanamkan nilai positif. Nilai positif ini antara lain nilai pentingnya berbagi peran untuk mengurangi perasaan cemburu, merencanakan tujuan yang sama untuk menurunkan persaingan, dan membangun kerja sama yang tinggi untuk mengurangi perasaan benci pada anak,” tambah Rini Setyowati, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Adinda selaku ketua tim PKM RSH mengemukakan melalui penelitian PKM-RSH ini, harapannya hal ini dapat membangkitkan kembali permainan tradisional daerah yang mulai tergantikan oleh gawai.
Meskipun permainan ini sudah jarang dijumpai, namun permainan tradisional selalu memiliki beragam nilai luhur yang perlu dilestarikan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari anak sebelum bermain benthik dan setelah bermain benthik terjadi perubahan sikap persaingan berupa aspek kecemburuan dan kompetisi.
“Sikap persaingan mengalami penurunan berdasarkan uji setelah bermain benthik. Melalui riset ini harapannya nanti dapat menjadi pertimbangan dalam mengatasi persaingan antara saudara kandung pada anak,” ujar Adinda.
(*)