TRIBUNSOLO.COM - Suasana mencekam begitu terasa di dalam kereta api (KA) Turangga ketika terjadi gocangan hebat akibat tabrakan kereta api di Cicalengka.
KA Turangga terlibat insiden tabrakan kereta api dengan Commuterline Bandung Raya.
Itu terjadi di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB.
Tabrakan tersebut membuat suasana dalam KA Turangga mencekam.
Terlebih, goncangan akibat tabrakan begitu terasa dan menggetarkan semua orang di dalamnya.
Baca juga: Korban Tabrakan Kereta Api di Cicalengka, 4 Pegawai PT KAI Tewas, 11 Ambulans Bantu Evakuasi
Suasana itu, salah satunya, dirasakan petugas KA Turangga, Bubun Ruhiyat (29).
Warga Kampung Bojong Koneng, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancakek, Kabupaten Bandung tersebut melihat bagaimana dalam kegelapan, situasi penumpang menjadi chaos.
"Suasananya gelap, chaos, banyak teriak," kata Bubun dikutip dari TribunJabar.
"Saya sendiri hanya bisa pasrah saat kejadian," imbuhnya.
KA Turangga melaju dari arah Surabaya Gubeng dengan tujuan akhir Bandung. Sebaliknya, Kereta Api Baraya melaju dari arah Padalarang dengan tujuan akhir Cicalengka.
Disebutkan, total gerbong KA Commuter Line yang anjlok sebanyak tiga gerbong dan total gerbong Kereta Api Turangga yang anjlok delapan gerbong.
Jumlah penumpang di dalam KA Turangga jurusan Surabaya-Bandung sebanyak 287 orang, sementara di dalam KA Bandung Raya 151 orang.
Baca juga: Polda Jabar Sebut 3 Orang Meninggal dalam Tabrakan Kereta Api di Cicalengka, 28 Penumpang Luka-luka
Lokasi tabrakan Kereta Api Turangga dan Kereta Api Lokal Bandung Raya, di Jalur Lintasan Petak, Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Jumat (5/1/2023) (Tribun Jabar/ Lutfi AM)
Menurut data dari Polda Jawa Barat, korban meninggal dunia sebanyak tiga orang.
Masing-masing atas nama Julian Dwi setiono, Masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Ponisa Asisten Masinis KA KRD Lokal Padalarang - Cicalengka dan Andrian, Pramugara KA Turangga.
Bubun mengatakan, listrik mati di dalam kereta itu, sehingga lampu pun mati.
Ketika peristiwa terjadi, kebanyakan penumpang masih dalam keadaan tidur.
"Penumpang kebanyakan masih tidur, karena belum jam makan," katanya.
Dia mengatakan, meski peristiwa itu membuat syok, dia tetap bersyukur tidak sampai terluka.
"Enggak ada luka, cuman sakit badan saja, syok, kebanting," kata Bubun.
(*)