TRIBUNSOLO.COM - Kisah pilu dialami oleh perempuan bernama Sopyah Supriatin (22) asal Indramayu ini.
Sebab, Sopyah harus rela mengubah penampilannya demi bekerja menjadi buruh bangunan.
Dirinya memotong pendek rambutnya dan berpenampilan ala laki-laki.
Baca juga: Viral Kisah Laila Gadis 22 Tahun Kuburkan Tangan Sebelahnya, Bagikan Kisah Pilu Kecelakaan Kerja
Hal itu terpaksa Sopyah lakukan karena hidup serba terbatas bersama adiknya, Samsul Ramadan (15).
Diketahui, mereka tinggal di rumah yang dibangun di atas tanah pemerintah di Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Sopyah dan Samsul harus merelakan mimpi-mimpi untuk hidup lebih baik.
Kakak beradik ini bahkan terpaksa putus sekolah.
Demi untuk makan sehari-hari, Sopyah pun harus bekerja keras termasuk menjadi buruh bangunan.
Baca juga: Viral Aksi Perundungan Bocah SD di Indramayu Tendang hingga Telanjangi Korban, Ini Motif Pelaku
Hal ini pula yang membuat penampilannya seperti laki-laki.
Sopyah menyebut apapun akan dilakukan asal bisa menghidupi adiknya.
Dia dan Samsul sebenarnya masih memiliki ayah.
Namun, keluarga mereka berada di garis kemiskinan.
Sang ayah terpaksa merantau ke luar kota untuk mencari kerja menjadi buruh serabutan. Namun, hasilnya belum mampu mencukupi kebutuhan kakak beradik tersebut.
Baca juga: Viral Video Anak Gangguan Jiwa Diduga Dijual Ayah untuk jadi PSK, Terungkap Kisah Pilu di Baliknya
Sang ibu sudah meninggal dunia beberapa bulan lalu.
“Tinggal berdua di sini sudah satu tahun,” ujar Sopyah, Kamis (16/5/2024).
Sopyah menceritakan, selama ditinggal orang tua, kadang ada tetangga yang berbaik hati memberikan makan.
Namun, ia memilih ingin bekerja bahkan sejak putus sekolah beberapa tahun lalu lantaran enggan membebani siapa pun apalagi dengan kondisi yang dialaminya.
“Kalau sekarang suka ikut-ikut kerja bangunan,” ujar dia.
Baca juga: Kisah Pilu Anak di Cirebon Depresi Gara-gara HP Dijual, Ibu Menangis : Saya Jual Juga untuk Makan
Sopyah mengaku tidak masalah ikut kerja kasar meski dirinya adalah seorang perempuan.
Apapun yang disuruh akan ia lakukan, seperti mengangkut semen, mengaduk semen, dan lainnya.
Jika bekerja, Sopyah bisa membawa upah hingga Rp 120 ribu sehari.
Namun, pekerjaan tersebut tidak datang setiap hari.
Dalam beberapa hari terakhir ini, Sopyah menganggur karena tidak ada panggilan bekerja.
Baca juga: Pertemuan Ganjar & Simpatisan di Sukoharjo : Pamer Jurus Andalan 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana
“Ini juga lagi enggak kerja-kerja,” ujar dia.
Sopyah mengakui, ia dan adiknya terkadang sampai tidak bisa makan lantaran tak memiliki uang.
“Kadang pernah dua hari enggak makan, kadang pernah tiga hari,” ujar dia.
Beruntung, kisah keduanya kini sudah sampai ke telinga pemerintah daerah.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu sudah datang mengunjungi keduanya.
Baca juga: Kisah Pilu Mahesya, Siswa SMK Tewas Kecelakaan Bus, Rela Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut Perpisahan
Mereka turut membawa sejumlah bantuan untuk Sopyah dan Samsul.
Pemerintah daerah juga berjanji memfasilitasi keduanya untuk melanjutkan sekolah.
Sopyah yang putus sekolah saat SMP dahulu difasilitasi untuk ikut kejar paket dan diberikan modal untuk usaha.
Sementara adiknya, Samsul yang putus sekolah setahun lalu saat kenaikan kelas dari kelas 7 ke kelas 8 di SMPN 4 Sindang kini sudah bisa kembali sekolah.
Samsul pindah dari SMPN 4 Sindang ke SMPN 3 Sindang untuk melanjutkan pendidikan.
“Alhamdulillah saya bersama teman-teman Disdikbud bersama juga Pak Camat sudah mengunjungi kediaman Sopyah bersama Samsul,” ujar Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jabar